KUDUS,Suaranahdliyin.com – Memasuki masa Pilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak, Pimpinan wilayah Gerakan Pemuda Ansor Jawa Tengah menyerukan semua elemen masyarakat supaya menghindari adanya politik transaksional (money politic) dan politik SARA.
“Praktek politik uang dan SARA sangat merugikan segala hal. Efek ke depannya kurang bagus,”kata ketua PW GP Ansor Jateng Sholahuddin Aly kepada Suaranahdliyin.com di sela-sela Pelatihan Kepemimpinan Lanjutan (PKL) Mu’adalah yang diadakan GP Ansor Kudus, di Pondok Raudlatul Muta’allimin Janggalan, belum lama ini.
Secara khusus, Gus Sholah mengatakan politik (kampanye) SARA memiliki kecenderungan mengadu domba dan memecah belah kebhinnekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Karenanya, setiap elemen kelompok mempunyai kewajiban tanggung jawab moral menghentikan praktek (politik) adu domba.
“Kader Ansor harus mensosialisasikan dan mengkampanyekan norma-norma politik yang baik. Hindari money politik dan kampanye SARA, karena keduanya sangat tidak produktif dan mundur jauh ke belakang,”tandanya.
Ia menyatakan masyarakat harus cerdas memilih pemimpin yang mampu membawa perubahan dan mau memikir ummat. Dalam menentukan pilihan, bukan berdasarkan pemberian uang melainkan harus melihat program yang ditawarkan.
“Bila sekali salah memilih pemimpin (kepala daerah), kita siap dikecewakan selama lima tahun ke depan,”tandasnya
Terkait sosok pemimpin Jawa Tengah mendatang, Gus Sholah enggan menyebut nama. Ia hanya memberikan kriteria pemimpin yang amanah, progresif dan memiliki jiwa kepemimpinan yang negarawan.
“Pemimpin ke depan benar-benar mikir ummat, bukan hanya memikirkan golongan tertentu atau kepentingan partai politik,”tegasnya.(adb)