
KUDUS, Suaranahdliyin.com – Pimpinan Cabang (PC) Fatayat NU Kudus ikut memperingati hari lahir (harlah) ke 75 Kamis (24/4/2025). Puluhan kader dan pengurus melangsungkan Khataman Al Qur’an serta do’a bersama di Aula Kantor NU Cabang Kudus,
Kegiatan dihadiri pula tokoh penggerak Fatayat Kudus yang aktif di masanya, Dr.Hj.Malaiha Dewi, Hj. Nur Farida, Hj. Nur Hidayah, serta Nik Hayati. Keempatnya memberikan refleksi harlah dalam acara yang dikemas sederhana ini.
Hj. Malaiha Dewi menuturkan kegelisahan pendiri Fatayat zaman dulu tentunya memikirkan supaya perempuan bisa lebih berdaya tapi tidak diperdaya. ‘Jadi dengan berfatayat pendiri berharap paham keislaman, keindonesiaan dan kebangsaan, dapat diberikan sehingga perempuan menjadi benar-benar berdaya dan berkarya,”ujarnya.
Penegasan yang sama disampaikan Pembina Fatayat Kudus Hj. Noor Farida. Menurutnya, Fatayat telah benar-benar berdaya dan memberdayakan perempuan sehingga menghindarkan perempuan dari kondisi diperdaya.
“Dengan berfatayat perempuan bukan sekedar perempuan yang tidak punya makna jadi jangan pesimis kita ketika menjadi ibu rumah tangga karena perannya sangat besar yakni menjadi madrosatul Ula, “tandasnya.

Sementara Hj. Noor Hidayah mengingatkan kader supaya mempertimbangkan mengenai usia keanggotaan Fatayat yang juga bisa masuk di Muslimat. Dikatakan, usia Fatayat sangat strategis bisa ditarik kesana sini sehingga perempuan digdaya pantas disandang oleh Fatayat.
“Namun, perlu diperhatikan juga ketika sudah terlanjur nyaman di Fatayat jangan merasa belum siap untuk masuk melanjutkan ke Muslimat, atau sebaliknya ketika sudah menjalani keduanya jangan mengalahkan salah satu. Kita harus bisa menyesuaikan sesuai porsi yang seharusnya.”ujarnya.
Mantan ketua PC Fatayat NU Kudus Nik Hayati, menilai Fatayat pada usia ke 75 ini, semakin seksi karena banyak yang melirik. Artinya, peran perempuan sangat dibutuhkan bukan sekadar memenuhi kuota tetapi ditunggu pemikiran yang cerdas.
“Silahkan sahabat semua, action kita baik di ranting, PAC maupun PC ditunggu oleh masyarakat.”pintanya.
Ketua PC Fatayat NU Kudus Hj. Farida memandang 75 tahun ini merupakan usia yang digdaya yang sakti mandraguna jadi ucapan dan keteladanan sangat diperhitungkan. Perempuan yang berdaya yakni berkemampuan yang tidak diragukan lagi.
“Tanda kesehatan mental adalah ketika perempuan mau berkarya dan memberikan kemanfaatan yang ada di sekitar kita,”tegasnya.
Di penghujung acara, para tokoh Fatayat beserta ketua terpilih memotong tumpeng harlah yang merupakan salah satu bentuk tradisi “bancaan”.(ely/adb)