Refleksi Harlah ke-91, Ansor Kudus Ajak Kader Perkuat Komitmen Perjuangan

0
477
Pengurus PC GP Ansor Kudus usai mengikuti Halalbihalal dan harlah ke-91

KUDUS, Suaranahdliyin.com – Hari lahir (harlah) ke-91 GP Ansor menjadi momentum penting bagi organisasi untuk melakukan refleksi dan evaluasi. Sudah saatnya sebagai kader GP Ansor Kudus supaya bisa menata ulang niat dalam memperkuat komitmen perjuangan.

Demikian refleksi harlah yang disampaikan ketua Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda Ansor Kudus Arif Mustain melalui pernyataan tertulis yang diterima Suaranahdliyin.com, Kamis (24/4/2025).

Arif mengatakan usia yang hampir satu abad bukan sekadar angka, tetapi cermin dari ketekunan, pengorbanan, dan ketulusan para pendahulu. 91 tahun menandakan kedewasaan organisasi dan keteguhan perjuangan dalam mengawal nilai-nilai Ahlussunnah wal Jama’ah an-Nahdliyah serta menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)..

.”Sejak didirikan, GP Ansor terus menjadi garda terdepan dalam menjaga ukhuwah Islamiyah, wathoniyah, dan insaniyah. Karenanya, mari kita sambut dengan penuh rasa syukur dan harapan,”ujarnya.

Dalam lintasan sejarah, lanjut Kepalan SMA TBS Kramat ini, kader-kader Ansor dan Banser Kudus senantiasa hadir dalam berbagai momentum penting umat dan bangsa — dari kegiatan sosial kemasyarakatan, dakwah kebangsaan, hingga penguatan moderasi beragama.

“Harlah tahun ini menjadi pengingat dan peneguh arah gerak kita: bahwa GP Ansor bukan hanya pewaris tradisi, tetapi juga penjaga masa depan.”tegasnya.

“Dalam dunia yang terus berubah, Ansor Kudus siap menjawab tantangan zaman dengan tetap berpijak pada nilai-nilai luhur pendiri, sambil terus bergerak adaptif dalam mengembangkan SDM yang unggul, progresif, dan berakhlak mulia.” sambung Arif.

Di tengah derasnya arus globalisasi dan tantangan digitalisasi, pinta Arif, kader Ansor harus mampu menjaga jati diri, tanpa kehilangan arah. GP Ansor harus menjadi oase yang meneduhkan dan solusi yang mencerahkan. Jangan sampai kita terlena oleh euforia seremonial, tetapi justru lemah dalam konsolidasi dan aksi nyata.

“Mari kita jadikan harlah ini sebagai momentum untuk membangkitkan semangat juang baru. Semangat yang berakar dari nilai-nilai keagamaan, kebangsaan, dan kemanusiaan — sebagaimana yang diajarkan oleh para muassis Nahdlatul Ulama.”ajak Arif.(adb/ros)

 

Comments