Pesan Gus Aun: Rawat Umat dengan Organisasi yang Kuat

0
529
Katib PBNU, KH Aunullah A’la Habib (Gus Aun)

BOYOLALI, Suaranahdliyin.com – Katib Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Aunullah A’la Habib (Gus Aun), mengutarakan, akhlak dalam menjalin hubungan dengan Allah (vertikal) tidak sederhana, harus terorganisir dengan benar.

Demikian juga jalinan hubungan dengan sesama manusia (horizontal), jelasnya, harus terorganisasi atau tertata. Konsepnya menjadi rahmat bagi semesta.

“Itu (keduanya) harus diorganisasi. Maka ada tata cara. Menurut guru saya Syaikh Ali Jum’ah yang pernah menjadi mufti di Mesir mengatakan, bab fiqih di Al Quran dan Hadits itu hanya 5 persen, selainnya bab akhlak dan aqidah. Akhlak itu juga kaitannya dengan manusia lain yang harus diorganisir,” tuturnya.

Hal itu disampaikan Gus Aun dalam Halalbihalal dan Pelantikan Majelis Wakil Cabang (MWC) NU, Pimpinan Anak  Cabang (PAC) Muslimat NU, dan PAC Fatayat NU Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali di NU Center Wonosegoro, Ahad (04/05/2025).

Pada kesempatan itu Gus Aun mengisahkan, bahwa dahulu, umat Nabi Muhammad hanya di Madinah, kemudian berkembang sampai ke Nusantara.

Berdasarkan data yang dirilis oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada 2023, Gus Aun menambahkan, warga Nahdlatul Ulama (NU) berjumlah sebanyak 56,9 persen dari sekitar 280 juta penduduk Indonesia.

Warga NU, lanjut Gus Aun, tidak sekadar yang sarungan. Tebaran warga NU di mana-mana. Sehingga warga NU memiliki tanggung jawab membimbing dalam hal baik diniyah (keagamaan) maupun ijtimaiyah (kemasyarakatan).

“Sehingga kita wajib ikut memikirkan warga NU. NU harus ditata. Makanya sejak awal NU ini dinamakan jam’iyah diniyah ijtimai’iyah, yaa memikirkan agama yaa memikirkan bermasyarakat,” katanya.

Semua Negara, hemat Gus Aun, mempunyai core (inti atau dasar), dan Indonesia menganggap bahwa agama itu mempunyai nilai yang sangat penting. Di atas 80 persen, kata Gus Aun, warga Indonesia menilai bahwa agama adalah nilai yang paling penting.

“Jadi, core (nilai atau inti) dari bangsa Indonesia ada di Ketuhanan Yang Maha Esa. Otomatis NU harus bertanggung jawab dalam mendistribusikan informasi keagamaan kepada warga NU,” ungkapnya.

Lantaran warga NU yang berada di mana-mana, maka bagi organisasi NU tidak ada jalan lain untuk merawat umatnya Kanjeng Nabi yang dititipkan di NU, kecuali melalui organisasi yang kuat.

Wakil Bupati Boyolali, Dwi Fajar Nirwana menyampaikan selamat dan apresiasi setinggi-tingginya untuk pengurus MWCNU, Muslimat NU, dan Fatayat NU Wonosegoro yang dilantik.

“Semoga amanah ini bisa dijalankan dengan penuh tanggung jawab, keikhlasan, dan tentu dengan semangat khidmat untuk kemaslahatan umat,” ujarnya.

Menurutnya, NU tidak hanya organisasi keagamaan tetapi juga kekuatan sosial budaya yang sudah terbukti kekuatannya dalam menjaga keutuhan bangsa dan negara serta membangun masyarakat akar rumput.

“MWCNU Wonosegoro mempunyai peran yang sangat strategis dalam kegiatan keagamaan, pendidikan ataupun sosial kemasyarakatan. Tentunya sinergitas, kolaborasi yang sudah terjalin dengan baik ini bisa meningkat,” harapnya. (siswanto ar/ adb, ros)

Comments