KUDUS,Suaranahdliyin.com – Sejumlah aktivis Fatayat NU Kudus membentuk jam’iyah Putri Bashairun Nahdliyah. Setiap Jum’at pahing, mereka merutinkan membaca manaqib Syech Abdul Qodir Jaelani dan tahlil di komplek Makam Kangjeng Sunan Kudus.
Menurut salah satu inisiator Indah Murwati, Jam’iyah manaqib putri Bashairun Nahdliyah terbentuk pada awal Muharam 1447 H lalu sebagai kelanjutan pemberian ijazah manaqib dari pengasuh pesantren Darul Falah Jekulo almarhum KH..Ahmad Basyir. Sementara pemberian nama oleh KH.Ahmad Badawi (putra Mbah Basyir).
“Meski baru diluncurkan perdana 8 Muharam di makam Sunan Kudus, jam’iyah ini sudah memiliki 20 anggota dari berbagai lintas kecamatan di Kudus.”terangnya kepada Suaranahdliyin.com, belum.lama ini.
Indah mengatakan lahirnya jam’iyah ini berangkat dari kesadaran diri untuk bermunajat kepada Allah. Dengan harapan bisa membawa kemaslahatan ummat laksana oasis menyiram gurun pasir. Panasnya hembusan angin mengantarkan hiruk pikuk manusia dengan segala aktivitasnya .
“Mari kita melihat aktivitas orang orang di sekitar kita dengan mata hati yang penuh kasih, berserah diri, dengan tulus hanya mengharap ridha-Nya dan diijabahi semua doa kita demi kemaslahatan bersama dalam bingkai persatuan dan kesatuan,”ungkap aktivis Fatayat asal Dawe ini.
Mengenai tempat pelaksanaan, Indah memilih makam Kangjeng Sunan Kudus dimaksudkan untuk mengalap.berkah pada sosok waliyullah tersebut.
“Kami rutinan memilih tempat di sisi barat makam Sunan Kudus,”jelasnya.
Sejumlah nama yang tercatat dalam jam’iyah ini, antara lain Yun hafidhqh dan Wifik Azizah yang keduanya termasuk inisiator terbentuknya jam’iyah ini. Ada juga mantan ketua Fatayat NU Kudus Nik Hayati, pembina Fatayat Hj.Noor Hidayah dan Hj. Noor Farida serta kader Fatayat lainnya.
“Jam’iyah ini sebagai penyejuk hati, siapapun boleh bergabung menjadi anggota,”imbuh Indah.(adb/ros)
