Sedekah Bumi di Desa Teluk Awur Jepara Perspektif al Quran

0
332
Kirab Gunungan, biasanya ada dalam tradisi Sedekah Bumi

Oleh: Aina Rohmatul Ummah  

Dalam tradisi Masyarakat Nusantara, khususnya Jawa, Sedekah Bumi merupakan “ritual” yang digelar warga setiap tahun, dengan niat sebagai wujud terima kasih kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan tempat manusia berpijak dan hasil panen bumi tanaman dan buah-buahan yang melimpah.

Tidak sekadar sebagai rasa syukur saja, sedekah bumi juga diyakini sebegai acara tolak balak sejak zaman terdahulu dan diakui sebagai warisan leluhur yang mewakili kekayaan adat istiadat masyarakat Jawa yang biasanya dilaksanakan setiap Muharam (Sura: dalam penanggalan Jawa).

Budaya atau tradisi dan masyarakat mempunyai hubungan yang sangat erat dan saling berkaitan. Sedekah bumi merupakan tradisi masyarakat yang terus di jaga dari eaktu ke waktu, salah satunya sedekah bumi yang biasa dilakukan di Desa Teluk Awur, Kabupaten Jepara.

Di desa tersebut, sedekah bumi sudah menjadi tradisi yang di lakukan setiap tahunnya oleh masyarakat desa teluk awur sebagai bentuk ungkapan syukur terima kasih kepada Allah, yang telah melimpahkan rizki berupa panen yang melimpah untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.

Ragam Budaya

Banyak ragam budaya yang ada di Nusantara, khususnya Jawa. Di Jawa sendiri pun, tradisi sangat beragam. Mulai dari daerah Jawa Barat, Jawa Timur dan di wilayah Jawa Tengah sebagai daerah yang paling berpengaruh dan juga tersiar di bagian-bagian ke wilayah luar pulau Jawa, dan juga ke luar Negeri, bersamaan dngan perpindahan warganya di bagian-bagian daerah di luar pulau Jawa.

Sedekah bumi di Desa Teluk Awur sendiri, sudah menjadi rutinitas tahunan yang digelar warga sejak dulu, hingga sekarang.

Penduduk desa yang terdiri dari berbagai petani melakukan serangkaian upacara sedekah yang dilakukan dengan cara yang sama seperti terdahulu seperti berbagi hasil-hasil pertanian seperti padi yang berupa padi yang dijadikan nasi tumpeng ataupun buah-buahan.

Pada generasi Desa Teluk Awur saat ini, sedekah menjadi ajang temu warga (silaturahmi) ketika para warga makan bersama dan berbagi buah-buahan pada kesempatan tersebut. Selain itu, sebagai wujud rasa syukur atas karunia Allah. Dan Islam, memiliki pandangan tersendiri terhadap pelaksanaan ritual budaya sebagai kearifan lokal.

Apa itu Sedekah Bumi?

Sedekah bumi atau bisa disebut sedekah adalah pemberian kepada bumi. Arti dari kata sedekah berarti memberi sukarela tanpa ditentukan peraturan-peraturan tertentu, baik berkaitan dengan jenis maupun jumlah barang yang disedekahkan.

Sedangkan menurut pandangan Islam, sedekah bumi merupakan acara yang dilakukan sebagai wujud terima kasih terhadap Allah, yang telah memberikan tempat manusia bumi untuk berpijak dan semua rizki yang berupa hasil panen yang melimpah seperti padi dan buah-buahan seperti yang telah dilaksanakan rakyat Jawa terkhusus di Desa Teluk Awur.

Sedekah bumi merupakan salah satu upacara adat istiadat guna mengungkapkan rada syukur terima kasih atas nikmat yang telah di berikan Allah berupa tanah dan bumi untuk berpijak, serta hasil bumi yang melimpah.

Upacara peringatan sedekah bumi ini sangat populer di Indonesia terkhusus di pulau Jawa. Sedekah bumi juga sebagai rasa syukur umat manusia kepada Allah atas rizki yang berlimpah, dan berharap rizki selanjutnya akan makin melimpah. Sedekah bumi sudah menjadi tradisi masyarakat Jawa yang sudah di salurkan turun temurun dari nenek moyang terdahulu.

Untuk diketahui, sedekah bumi awalnya adalah tradisi peninggalan masyarakat Hindu terdahulu, kemudian setelah datangnya Islam yang didakwahkan Walisongo di tanah Jawa ini, akhirnya praktik-praktik tersebut diakulturasi menjadi tradisi budaya Islam.

Sedekah bumi hukumnya bisa menjadi haram apabila dilandasi dengan berniat syirik sebagaimana diputuskan oleh Mukhtamar Nahdlatul Ulama ke 5. Masyarakat dan kebudayaan merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan keduanya. Masyarakat merupakan kelompok anggota manusia yang hidup di dunia dan bekerjasama dalam hal apapun dan bisa mengatur kehidupan yang berjiwa sosial.

Apa saja rangkaian sedekah bumi di Desa Teluk Awur? Uswah, salah satu warga Desa Teluk Awur menjelaskan, bahwa rangkaian sedekah bumi di kampungnya antara lain khatmil Quran, tahlil, senam dan jalan sehat, weton dan tradisi menggiring buah-buahan, pentas seni dan wayang kulit.

Rangkaian sedekah bumi dibuka dengan khatmil Quran dan tahlil. Ini menunjukan bahwa acara apapun yang diadakan yang pertama terpenting adalah harus mengingat Allah. Selanjutnya, ada arak-arakan (kirab) buah-buahan sebagai bentuk ungkapan terima kasih kepada Tuhan.

Di dalam al Quran Surat An-Nisa ayat 114 disebutkan:

لَا خَيْرَ فِيْ كَثِيْرٍ مِّنْ نَّجْوٰىهُمْ اِلَّا مَنْ اَمَرَ بِصَدَقَةٍ اَوْ مَعْرُوْفٍ اَوْ اِصْلَاحٍ ۢ بَيْنَ النَّاسِۗ وَمَنْ يَّفْعَلْ ذٰلِكَ ابْتِغَاۤءَ مَرْضَاتِ

اللّٰهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيْهِ اَجْرًا عَظِيْمًا

“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat maruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.” (*)

Daftar Bacaan:

Ahkamul Fuqaha no.100 Keputusan Mukhtamar Nahdrotul Ulama ke -5 Di Pekalongan 7

September 1930 Μ.

Bara Wati, Herliya. Pengaruh dan Nilai-Nilai Pendidikan Upacara Sedekah Bumi

            Terhadap Masyarakat. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra UMP.

Vol.2 No. 4 2013.

Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006.

Widodo, dkk, Kamus Ilmiah Populer; dilengkapi EYD dan Pembentukan Istilah

Yogyakarta: Absolut, 2002.

Aina Rohmatul Ummah,

Penulis adalah mahasiswa IAIN Kudus. Kntuk korespondensi, bisa dilakukan melalui surat elektronik (e-mail): ainaa3044@gmail.com

 

Comments