Psikolog IAIN Kudus Beberkan Tips Mendidik Anak di Era Digital

0
1211
Para pemateri menyampaikan sebuah gagasan pada acara tersebut

KUDUS, Suaranahdliyin.com – Era digital membuat pola kepengasuhan anak berubah. Tak sedikit pula orang tua yang salah menyelaraskan kebutuhan anak dan ponsel yang mengakibatkan kecanduan.

Hal itu mengemuka dalam Talkshow Digital Parenting yang digelar oleh PC Fatayat NU Kudus di Aula Mubarokfood Cipta Delicia, Selasa (24/12/19).

Hadir pada kesempatan itu Kepala Bidang PTP berbasis MN dan Web Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI) M. Hasan Chabibie, Psikolog dan dosen IAIN Kudus Farida dan Ketua PC Fatayat NU Kudus Nik Hayati.

Dalam acara yang dipandu oleh moderator Miftahurrohmah ini, psikolog IAIN Kudus Farida membeberkan beberapa tips agar pola kependidikan anak tetap manusiawi.

Menurutnya, untuk mengatasi hal itu orang tua harus memahami pola hidup anaknya yang disebut sebagai generasi net. Yakni generasi kelahiran tahun 2000 ke atas.

“Memahami pola mereka merupakan hal penting agar orang tua bisa mengarahkan anak-anaknya. Orang tua jangan sampai kudet supaya bisa mengimbangi anaknya,” kata Farida.

Diantara cirinya, lanjut Farida, generasi net memiliki ambisi yang besar untuk sukses. Perilakunya cenderung praktis dan instan (speed). Generasi net sangat cinta kebebasan dengan teknologi atau informasi yang mereka dapatkan. Mereka juga sangat percaya diri untuk mempromosikan diri.

“Khawatir budaya praktis ini kalau tidak didampingi mereka akan mencari jalan pintas yang merugikan,” pesannya kepada puluhan peserta yang hadir itu.

Ada beberapa tips yang bisa dijadikan panduan dalam mendidik generasi net menurut Farida. Diantaranya, antara orang tua dan anak harus mau belajar bersama, memiliki rasa saling percaya.

“Kemudian orang tua juga hendaknya menanamkan tanggung jawab dalam kebebasan dengan tetap memantau anak secara positif, jangan terlalu dibebaskan tapi juga jangan dikekang,” paparnya.

Yang tidak kalah penting, imbuh Farida, baik orang tua maupun anak harus bisa maling menjaga harga diri dengan sama-sama tidak mempermalukan. Lalu, orang tua juga harus percaya pada kemampuan anak dan tidak membandingkan dengan yang lain.

“Intinya, saling memberikan rasa nyaman. Sebab seringnya anak itu tidak mau dibandingkan dengan orang lain, apalagi dengan saudaranya sendiri,” jelasnya.

Sebagai penutup, Farida berpesan kepada para orang tua supaya jangan sampai terlambat. Meskipun hidup di era yang serba modern, anak-anak tetap harus dididik agar masih memiliki rasa untuk menghormati dan menyayangi sebagai manusia.

“Tentunya, agar anak-anak kita tetap menjadi generasi yang berkualitas juga bermoralitas di era digital. Makanya jangan sampai terlambat,” pesannya. (rid, gie, luh/ adb, ros)

Comments