SEMARANG, Suaranahdliyin.com – Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Prof Dr Nizar, mengutarakan, mahasiswa tidak hanya ditempa menjadi insan akademik yang unggul dengan wawasan keilmuan agama dan sosial humaniora serta sains dan teknologi saja.
Lebih dari itu, juga ditempa menjadi insan profesional dan saleh-salehah yang mewarisi nilai, ajaran, dan spirit para Walisongo.
Hal itu disampaikan dalam sambutannya pada Wisuda Sarjana (S1) ke-93: 1.298 wisudawan, Magister (S2) ke-62: 83 wisudawan, dan Doktor (S3) ke-36: 25 wisudawan, di Auditorium II UIN Walisongo, Rabu (21/8/2024).
Disampaikan oleh Prof Nizar, bahwa kesuksesan mahasiswa sehingga sampai diwisuda pasti tidak bisa dilepaskan dari campur tangan, jerih payah, kontribusi orang tua dan keluarga.
“Mereka tidak pernah berhenti mendoakan, mendukung, dan men-support kalian. Karena itu, sadarilah bahwa cinta, kasih sayang, dan kebaikan orang tua tidaklah mengenal batas dan tidak pernah berakhir. Sementara balas budi serta jasa saudara pada mereka sangat terbatas,” katanya.
Untuk itu, lanjutnya berpesan, jadikanlah wisuda ini sebagai persembahan pertama untuk mereka semua dan jangan lupa berterima kasih dan terus berbaktilah kepadanya.
Dia mengingatkan, setelah mengakhiri studi di UIN Walisongo, sarjana dihadapkan era baru, yakni era berkhidmah di dunia nyata, di lingkungan kerja dan di masyarakat.
“Ketika sudah tidak lagi menjadi mahasiswa tentu situasinya berbeda. Sebagai seorang sarjana dituntut bagaimana dengan ilmu dan kompetensi yang telah diraih dapat memberikan kontribusi kepada lingkungan kerja dan masyarakat,” tuturnya.
Dalam pandangannya, mahasiswa dan sarjana adalah dua status yang berbeda dan dari dua perbedaan tersebut melekat peranan, hak, dan tanggung jawab yang berbeda.
“Jadi, di sepanjang perjalanan hidup kita akan memasuki lingkungan sosial yang berbeda-beda, memegang peranan yang berbeda-beda,” ungkapnya.
Untuk bisa menempuh perjalanan tersebut dengan berhasil, menurut Prof Nizar, perlu terus-menerus belajar (life long learning). Tetapi ini saja tidak cukup, juga perlu terus-menerus mengembangkan karakter.
“Ada tiga unsur karakter yang penting sebagai bekal dalam sambutan ini (untuk terjun di masyarakat), yaitu adaptability (mampu beradaptasi), integrity (integritas), dan responsiveness (daya tanggap/ kepekaan),” ungkapnya.
Wisudawan terbaik S1, M Cahaya Prima Bastanta Sitepu, menyatakan bangga dan terhormat berada di sini. Dirinya pun menyampaikan terima kasih untuk semua, kepada orang tua dan kepada semua yang membantu.
“Walaupun kita sudah resmi menjadi seorang sarjana, teman-teman, saya harap tentu jiwa dan pikiran idealis kita dengan kebenaran dan keadilan bisa kita pegang teguh,” ujar sarjana Prodi Ilmu Hukum Fakultas Syariah dan Hukum, itu. (siswanto ar/ adb, ros)