
SEMARANG — Prestasi membanggakan kembali ditorehkan sivitas akademika STAINU Purworejo. Salah satu dosen muda, Abdul Aziz, berhasil meraih gelar doktor dalam bidang Studi Islam dari Pascasarjana UIN Walisongo Semarang dengan predikat cumlaude. Sidang Promosi Doktor digelar di Auditorium III Kampus 1 UIN Walisongo, Rabu (2/7/2025)
Dalam sidang terbuka tersebut, Abdul Aziz mempertahankan disertasinya yang berjudul “Internasionalisasi PTKIN di Indonesia: Studi Multikasus pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang”. Disertasinya mendapat apresiasi para penguji karena menawarkan gagasan baru yang dinilai relevan dengan dinamika pendidikan tinggi Islam di Indonesia.
Abdul Aziz tidak hanya lulus dengan predikat terbaik, tapi juga memecahkan rekor pribadi dengan menyelesaikan studi doktoralnya dalam waktu 2 tahun 11 bulan. Ia menjadi doktor ke-375 yang diluluskan Pascasarjana UIN Walisongo, sekaligus doktor ke-3 di Prodi PIAUD STAINU Purworejo, dan doktor ke-5 di lingkungan kampus tersebut.
Yang menarik, disertasi Abdul Aziz menemukan sebuah model konseptual baru dalam proses internasionalisasi di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKIN), yakni Institusional Distinctive Flexibility in Internationalization (IDFI). Model ini menekankan pentingnya fleksibilitas dalam strategi internasionalisasi yang disesuaikan dengan karakteristik masing-masing kampus, bukan model seragam seperti selama ini.
“Fleksibilitas bukan berarti tanpa arah, tapi justru menyesuaikan kekuatan institusi masing-masing agar internasionalisasi berjalan efektif dan berkelanjutan,” ujar Abdul Aziz saat menyampaikan paparan di hadapan para penguji.

Sidang doktor Abdul Aziz dipimpin langsung oleh Rektor UIN Walisongo Semarang, Prof. Dr. H. Nizar, M.Ag., yang sekaligus menyampaikan pesan agar hasil penelitian ini bisa diimplementasikan nyata di lingkungan kampus asal promovendus maupun dalam jejaring PTKIN nasional.
“Kami berharap gagasan tentang internasionalisasi ini tidak berhenti di disertasi, tapi menjadi kontribusi konkret bagi pengembangan pendidikan tinggi Islam Indonesia di level global,” ujar Prof. Nizar.
Ujian terbuka ini juga menghadirkan penguji eksternal dari luar kampus, yakni Prof. Dr. Phil. Sahiron, M.A., Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) Kementerian Agama RI dan Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Abdul Aziz berharap capaian ini bisa menjadi motivasi bagi akademisi muda, khususnya di STAINU Purworejo, untuk terus meningkatkan kualitas akademik, riset, dan jejaring internasional.(Ibda/adb)