
LAMPUNG, Suaranahdliyin.com – Muktamar ke – 34 Nahdlatul Ulama (NU) yang digelar di Lampung, usai digelar. Forum permusyawaratan tertinggi di tubuh NU itu ditutup oleh Wakil Presiden (Wapres) RI, KH Ma’ruf Amin, Jum
Berlangsung pada 22-24 Desember, Muktamar menempati empat lokasi berbeda, yakni Pondok Pesantren Darussa’adah, Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan, Universitas Lampung (Unila), dan Universitas Malahayati.
Akhir dari gelaran Muktamar itu, adalah terpilihnya KH Miftahul Akhyar sebagai Rais Aam Syuriyah PBNU dan KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) sebagai Ketua Umum (Ketum) PBNU periode 2021-2026.
Usai terpilih, Gus Yahya dalam pidatonya antara lain menyampaikan dua agenda besar PBNU, yakni membangun kemandirian warga (Nahdliyin) dan mewujudkan perdamaian dunia.
“Pertama adalah agenda membangun kemandirian warga. Dan kedua meningkatkan peran dalam pergulatan NU untuk mendukung perdamaian dunia,” katanya dalam tayangan di Channel YouTube TVNU.
Dua agenda itu, ungkapnya, NU sudah memiliki rintisan-tintisan yang sangat kuat dan berharga. “Yang diperlukan adalah bagaimana menjahit berbagai macam inisiatif yang sudah dilakukan dalam pengembangan ekonomi rakyat, pemajuan pendidikan, pengembangan layanan kesehatan dan lainnya menjadi satu agenda nasional,” tuturnya.
Sedang dalam upaya mewujudkan perdamaian dunia, sebutnya, NU telah berhasil melakukan berbagai inisiatif yang diapresiasi oleh masyarakat internasional. Sehingga langkah berikutnya adalah bagaimana melakukan akselerasi dan sinergi dengan inisiatif-inisiatif pemerintah.
“Jika kita melihat lanskap dinamika internasional hari ini, tidak ada yang memiliki posisi paling tepat untuk berkontribusi bagi perdamaian dunia lebih dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” tegasnya.
KH Miftahul Akhyar, dalam sambutannya optimistis bahwa NU akan segera menggapai cita-citanya menuju dunia, untuk memberi solusi-solusi kehidupan. “Saya percaya, Ketua Umum (Ketum) PBNU terpilih juga memiliki pikiran-pikiran mendunia,” tuturnya.
Lebih lanjut kiai kelahiran Surabaya itu mengingatkan, bahwa untuk mencapai cita-cita kemandirian NU, warga Nahdliyin harus memiliki karakter mandiri dan tidak mudah terprovokasi oleh kelompok lain.
Sementara Wapres RI yang juga Mustasyar PBNU, KH Ma’ruf Amin, bersyukur Muktamar berakhir damai. “Pada (forum penutupan) sore hari ini, tidak ada kalimat yang pantas untuk diucapkan kecuali Alhamdulillah, karena Muktamar ke-34 NU telah berakhir dengan damai dan tenteram,” paparnya sebagaimana dilihat dari kanal Youtube TVNU.
KH Ma’ruf Amin mengatakan, banyak yang memperkirakan Muktamar ke-34 NU akan panas dan terjadi guncangan-guncangan. “Namun, faktanya forum ini berjalan lancar dan berakhir menggembirakan,” katanya. (aji s/ adb)