Tradisi Barikan Sambut Tahun Baru Islam

0
863
Warga Undaan kidul Kudus merayakan tahun baru Hijriyah dengan tradisi Barikan

KUDUS, Suaranahdliyin.com – Perayaan tahun baru Islam sering dilakukan umat Muslim di seluruh dunia tak terkecuali di Indonesia. Ada yang menyambunya dengan puasa, doa dan refleksi spiritual.

Di Kudus, tepatnya di Desa Undaan Kidul, masyarakat menyambut tahun baru Islam dengan tradisi barikan. Tradisi ini merupakan kegiatan penyembelihan kambing sebagai bagian dari perayaan menyambut tahun baru Islam 1 Muharram 1445 Hijriyah, Selasa sore, (18/7/2023).

Barikan menjadi satu tradisi religi yang telah diwariskan dari generasi ke generasi di Undaan Kidul. Tradisi ini melibatkan pemilihan dan penyembelihan seekor kambing sebagai bentuk pengorbanan dan ungkapan syukur kepada Allah SWT.

Ketua RT Desa Undaan Kidul Gg 4, Slamet menjelaskan bahwa tradisi Barikan, sudah dipersiapkan beberapa hari sebelum perayaan tahun baru Islam. Mulai dari mencari kambing yang sehat dan layak untuk dikurbankan. Proses pemilihan kambing dilakukan dengan hati-hati, memastikan bahwa hewan tersebut memenuhi kriteria syariat Islam.

“Menjelang malam perayaan tahun baru Hijriyah, sore nya masyarakat Undaan Kidul Gg 4 berbondong-bondong berkumpul di halaman depan mushola disepanjang jalan. Mereka membawa nasi dan wadah untuk menerima daging kambing yang dibagikan oleh panitia. Yang sebelumnya sudah di masak, kemudian dilanjut dengan do’a dan ditutup dengan makan bersama”, kata Selamet, ketua RT Desa Undaan Kidul Gg 4.

Makna tradisi barikan bagi warga Desa Undaan Kidul Gg 4. Selain merupakan bentuk ibadah dan pengorbanan kepada Allah SWT, tradisi ini juga mengajarkan nilai-nilai kebersamaan, kedermawanan, dan kepedulian terhadap sesama. Melalui pembagian daging kambing, tradisi ini menjadi sarana untuk mempererat hubungan sosial dan membangun solidaritas dalam masyarakat.

“Ini adalah tradisi dari tahun ke tahun yang menjadi momen untuk mempererat hubungan sosial dan membangun solidaritas antar masyarakat”, kata Selamet.

Namun, kata Slamet, dalam melaksanakan tradisi Barikan, penting untuk memperhatikan aspek kesejahteraan hewan. Penyembelihan harus dilakukan secara manusiawi dan sesuai dengan prinsip-prinsip keagamaan yang menghormati kehidupan hewan. Selain itu, juga penting untuk mematuhi peraturan dan persyaratan sanitasi yang berlaku untuk memastikan keamanan pangan.

Dengan semaraknya tradisi Barikan dalam merayakan tahun baru Islam, Selamet berharap diperayaan ini dapat diberikan keberkahan, kebahagiaan, dan keselamatan bagi semua orang dan umat muslim.

“Semoga semangat pengorbanan dan kebersamaan yang tercipta dapat membawa kebaikan dan keberkahan di tahun baru Hijriyah ini. Selamat tahun baru Islam 1445 H kepada seluruh umat Muslim”, ujarnya. (Muhammad Riska, Mahasiswa PPL prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Kudus)

Comments