Tokoh Madura Sebut Sikap Gus Dur Mirip Rasulullah

0
1552
Awan Syuriah PCNU Pamekasan KH Moh Hafidz, Santri Gus Dur Syaiful Arif dan Gusdurian Kendal Shuniyya Ruhama menjadi pembicara dalam haul ke 10 Gus Dur di Kudus

KUDUS, Suaranahdliyin.com – KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) merupakan sosok yang tidak bisa diduga. Bukan kontroversial, hanya saja banyak orang yang akalnya tidak sampai untuk memahami sikapnya.

Hal itu mengemuka dalam peringatan Haul ke-10 Gus Dur di Balai Desa Karangmalang Gebog Kudus, Senin (30/12/19) malam. Hadir pada kesempatan ini Tokoh NU Madura Drs. KH. Raden Muhammad Hafidz, Gusdurian Kendal Shuniyya Ruhamah, Santri Gus Dur, Syaiful Arif.

“Sikap Gus Dur itu seperti Rasulullah. Langkah beliau menegakkan mabadi khaira ummah. Supel kepada siapapun tapi tetap tahu batas-batas agama,” ujar tokoh NU Madura Drs. KH. Raden Hafidz.

Sikap beliau yang mengutamakan nilai kemanusiaan sangat sulit ditiru oleh masyarakat hari ini. Menurut KH. Hafidz, orang sekarang untuk bisa rukun dengan sesama Islam saja sulit bagaimana akan menyatukan Indonesia.

“Gus Dur itu sangat husnudzon kepada semua orang dan itu lah yang jadi landasan sikap kemanusiaan beliau,” imbuh A’wan Syuriyah PCNU Pamekasan.

Sementara itu, Santri Ciganjur Saiful Arif pada kesempatan ini lebih banyak menceritakan pemikiran Gus Dur dalam mengelola negara. Arif mengatakan NU adalah organisasi pertama yang membumikan pemahaman tentang Nasionalisme Islam.

“Soal hubungan agama dan negara ini Gus Dur memiliki pandangan bahwa kesejahteraan menyeluruh adalah tujuan utama agama Islam diturunkan,” sebut dia.

Maka dari itu, imbuhnya, Gus Dur tidak mempermasalahkan bentuk negara. Sebab menurut Gus Dur kesejahteraan rakyat adalah yang utama. Dan baik negara maupun agama sama-sama memiliki tujuan itu.

“Spirit utama Gus Dur menganggap Islam adalah kesalehan sosial. Kecintaan Gus Dur terhadap manusia itu yang membuat beliau besar dan itu juga merupakan perintah Allah,” jelas Dosen UNUSIA Jakarta itu.

Dalam acara yang diseleggarakan Generasi Muda Nahdlatul Ulama (GMNU) kecamatan Gebog dan Gusdurian Kudus ini dimeriahkan juga penampilan musik kecapi Suluk Cengkir Semarangan dan pementasan musikalisasi puisi Teater Sembilan.(rid, gie, adb/ ros)

Comments