Perjuangan Gus Dur Jangan Sampai Berhenti

0
1079
Forum 17-an Gusdurian Kudus mendiskusikan perjuangan Gus Dur

KUDUS,Suaranahdliyin.com – Komunitas Gusdurian Kudus mengadakan diskusi bertajuk Forum 17-an di Joglo Maqha, Ngembalrejo,Bae. Senin (23/1/2023). Diskusi bertema refleksi  9 nilai utama Gus Dur membangun masyrakat yang inklusif ini menghadirkan Aulia Abdurrahman (seknas Jaringan Gusdurian), Anjar Pramono (penggerak Gusdurian Kudus).

Dalam mengawali paparannya, Aulia Abdurrahman menuturkan lahirnya Gusdurian dimaksudkan untuk meneruskan perjuangan dari guru bangsa KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) supaya tidak terhenti begitu saja. Termasuk dalam menjaga nilai-nilai toleransi antar umat beragama.

“Sehingga Komunitas Gusdurian itu tidak hanya diisi oleh golongan nahdliyin maupun umat Islam saja, akan tetapi juga banyak agama lain yang ikut serta didalamnya.”ujarnya.

Aulia menjelaskan komunitas Gusdurian yang ada di Indonesia sudah mencapai 151 komunitas. Mereka mempunyai 9 nilai yang jadi pegangan yakni : Ketauhidan, Kemanusiaan, Keadilan, Kesetaraan, Pembebasan, Kesederhanaan, Persaudaraan, Kesatriaan, Kearifan tradisi.

“Dalam Komunitas Gusdurian merupakan perkumpulan tanpa adanya sturuktur organisasi dan hanya ada koordinator pusatnya Mbak Alissa (Putri sulung Gus Dur),”

Diterangkan, komunitas Gusdurian minimal ada 5 penggerak dan didalamnya menjunjung tinggi adanya pembebasan, tanpa mendiskriminasikan satu sama lain, semua orang punya hak masing-masing.

“Komunitas Gusdurian itu mengajak seseorang tanpa memaksa, kita sangat menjunjung tinggi arti kebebasan tanpa adanya paksaan, serta semua orang punya hak pilihannya entah itu dalam hal keyakinan dan kenyamanan.”imbuh Aulia.

Aulia mendorong kader penggerak supaya meningkatkan kapasitas (kemampuan dan karakter). Jika ada orang yang visinya kuat maka ia harus siap capek. “Dalam komunitas Gusdurian itu meneruskan apa yang dilakukan oleh Gus Dur. Jangan sampai perjuangan beliau berhenti.”tandasnya.

Pembicara lainnya Anjas Pramono menegaskan Komunitas Gusdurian sangatlah menghargai adanya perbedaan baik keyakinan, pemikiran, dan perbedaan lainnya. Di komunitas ini, lanjutnya,  menyamaratakan (membuat mereka nyaman dalam komunitas).

“Seperti acara Tunas (Temu Nasional) Gusdurian yang dihadiri seluruh komunitas di Indonesia, disana ada salah satu peserta yang berkebutuhan khusus (sulit berbicara maupun sulit mendengar) maka pada saat itu juga komunitas Gusdurian ini langsung mencarikan orang yang bisa bahasa isyarat agar yang berkebutuhan khusus ini bisa lebih nyaman (mengikutinya) tanpa adanya diskriminasi.”tuturnya.

Diskusi Forum 17-an yang dimoderatori Komunitas Gusdurian Kudus Medan Wijaya ini diikuti sekitar 25 peserta dari kalangan mahasiswa dan generasi muda NU.(azka-mg/adb)

Comments