
BOYOLALI, Suaranahdliyin.com – Setiap ulama pasti punya amalan khusus (aurod), yang tak jarang disebut sebagai “senjata” untuk menyeselaikan berbagai problematika umat. Tak terkecuali pula pendiri Pondok Pesantren Sunan Pandanaran, Yogyakarta, KH. Mufid Mas’ud.
Disampaikan oleh KH. Mu’tashim Billah, senjata atau gaman dari Simbah KH. Mufid Mas’ud yakni tilawatil quran dan salawat. Untuk itu, ia selalu berpesan kepada santri, agar mengutamakan al-Quran, bersalawat dan memohon doa kepada kedua orang tua.
“Besalawatlah sekuatmu. Puncaknya salawat adalah Dalailul Khairat,” jelas KH Mu’tashim Billah dalam acara Ijazah Kubro Dalail Khairat di Pondok Pesantren AFAADA, Dusun Bakalan, Desa Tanduk, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali, Sabtu (15/02/2020).
Dalam acara yang didukung oleh GP Ansor dan Fatayat NU ini, KH. Mu’tashim juga memaparkan doa-doa yang sering dipanjatkan Simbah KH Mufid Mas’ud untuk santri-santrinya. Doa tersebut memuat harapan agar para santri diberi kemudahan untuk bisa menghafal, mengamalkan, dan mengembangkan keilmuan al-Quran.
Disaksikan tak kurang dari 550 jamaah, ijazahan pun dilakukan dan dipimpin langsung KH. Mu’tashim Billah berikut doa penutup. Sebelum itu, acara dibuka dengan pembacaan kitab Dalailul Khairat dipimpin KH Arif Hakim (Gus Arif), cucu dari putera pertama Simbah KH Mufid Mas’ud (pendiri Ponpes Sunan Pandanaran). Acara berlangsung sekitar tiga jam.
Di sela-sela itu, Gus Arif berpesan berpesan agar Kitab Dalail Khairat ini dibaca sepekan sekali khatam, atau satu bulan, atau setahun, atau paling tidak seumur hidup khatam sekali.
“Dalam membacanya juga dipahami maksudnya, supaya tambah mahabbah (cinta) kepada Nabi Muhammad,’’ terangnya. (khafidz, kharis, irfan, sis/ adb, rid, ros)