Tabuh Beduk Blandrangan, Tradisi Sambut Ramadan di Menara Kudus

0
926
Petugas menabug beduk di atas Menara Kudus

KUDUS, Suaranahdliyin.com – Yayasan Masjid, Menara, dan Makam Sunan Kudus (YM3SK), menggelar tradisi tabuh beduk blandrangan. Tradisi tersebut menyambut datangnya bulan suci Ramadan. Tradisi ini pun dilakukan pada Rabu (22/3/2023), nengingat pada Kamis (24/3/2023), umat Islam akan menjalani ibadah puasa di bulan Ramadan.

Sebelum beduk ditabuh, dimulai doa bersama terlebih dahulu yang dilaksanakan di Tajuk Menara. Kemudian, enam orang yang bertugas sebagai penabuh bersama satu orang yang memimpin doa mulai berjalan menuju Menara Kudus dan menaiki tangga menuju puncak menara.

Ketua Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus (YM3SK) Em Najib Hasan menyampaikan bahwa penabuhan beduk blandrangan merupakan upaya untuk melestarikan tradisi yang dimulai oleh Sunan Kudus sekitar abad pertengahan 10 Hijriah bertepatan 16 Masehi.
Pada masa tersebut, lanjut Najib, tepatnya setiap akhir bulan Sya’ban, Sunan Kudus mengumumkan awal Ramadan di atas Menara Kudus. Sehingga warga berbondong-bondong menuju kompleks Menara Kudus untuk menunggu pengumuman tersebut.

“Ada yang memanfaatkannya untuk berjualan, hingga tercipta lah tradisi jualan Dandangan,” imbuhnya.

Dulu, kata Najib, santri Sunan Kudus dan warga sekitar biasa menunggu tabuhan beduk penanda awal bulan puasa di sekitar Menara Kudus. Maka sekarang tradisi tabuh beduk menjadi simbol perayaan menyambut bulan puasa. Sedangkan, warga Muslim umumnya menunggu pemerintah mengumumkan hasil sidang isbat awal bulan Ramadan untuk mulai menunaikan ibadah puasa fardu.

“Kita coba nguri-uri tradisi dari Sunan Kudus, maka tradisi yang ada diharapkan tidak sekadar pengumuman secara lisan, tapi ditruskan dengan tabuh beduk dengan bunyi dang dang dang yang disebut dengan dandangan,” bebernya.

Tabuh beduk blandrangan

Mewakili Bupati Kudus, Jatmiko Muhardi, menyampaikan, dandangan menjadi salah satu budaya yang sudah diakui secara nasional dan mendapat sertifikat dari kebudayaan dan warisan budaya tak benda secara nasional. Dirinya juga mengajak warga Kudus untuk tetap menjaga dan melestarikan tradisi kota Kudus.

“Sebab ini sudah jadi warisan budaya, mari sengkuyung terhadap tradisi ini,” ajak Jatmiko.(umi/adb) 

Comments