Seminar Wawasan Kebangsaan Dihadiri Puluhan Peserta

0
1474
Para narasumber menyampaikan materi seminar

KUDUS, Suaranahdliyin.com – Sekitar 60 peserta mengikuti seminar wawasan kebangsaan yang diselenggarakan Badan Kesbangpol Jawa Tengah kerja sama dengan Aswaja Center GP. Ansor Kabupaten Kudus di @Hom, Kamis (11/10/2018).

KH. Moh Afif, mengatakan, bahwa literatur tentang pesantren banyak didapat dari sumber – sumber yang ditulis oleh penulis – penulis Barat dan Eropa. “Martin van Bruinessen mengatakan, keberadaan pesantren ada yang berdiri di tanah perdikan,’’ katanya.

Dari catatan sejarah, pesantren tertua yang ditemukan, adalah Pesantren Tegalsari. ‘’Tetapi Saya kira, dulu Walisongo juga sudah mendirikan pesantren,’’ lanjut Ketua RMI Kabupaten Kudus tersebut.

Unsur-unsur pondok, menurut Zamakhsyari Dhofier, ada pondok itu sendiri, berada di desa. ‘’Pondok sendiri menarik orang-orang untuk belajar, adalah karena kharisma kiai, sehingga menarik banyak orang untuk datang belajar,’’ tuturnya.

Yang memprihatinkan saat ini, yaitu munculnya pesantren baru yang tidak sejalan dengan ahlussunnah wal jamaah. ‘’Yaitu antara lain fenomena pondok-pondok Wahabi – Salafi. Eksklusif. Kemudian ada pesantren yang seperti kos murah. Yang betul-betul ahli kitab kuning kian berkurang, padahal saat ini semakin dibutuhkan,’’ tuturnya.

Narasumber lain dalam seminar yang dipandu Supriyono dari GP. Ansor Kabupaten Kudus, adalah KH. Ahmad Nadlif. Nampak hadir di tengah-tengah seminar, antara lain H. Agus Hari Ageng (Sekretaris PCNU Kudus) dan H. M. Sarmanto Hasyim (Ketua GP. Ansor Kudus).

Hadir pula jajaran pengurus Aswaja Center Kudus antara lain Kiai M. Islahul Umam, KH. Sa’aduddin Annasih, Kiai Bahruddin, Kiai Hasan Mafiq serta Kiai Saifuddin. Nampak pula beberapa tokoh, seperti Kiai Dr. Abdul Djalil M.EI (IAIN Kudus), H. Muhtamat, H. Mawahib dan H. Farid Wijdul Mubarok. (ros, adb/ gie)

Comments