KLATEN,Suaranahdliyin.com – Ratusan santri dari kalangan IPNU-IPPNU dan Pondok Pesantren se-Jawa Tengah mengikuti diskusi yang diadakan Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI NU) bekerjasama dengan Kementerian komunikasi dan Informasi (KOMINFO) di Pondok Al Barokah Klaten, Sabtu (30/3/2019).
Pada kesempatan itu, Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) bidang komunikasi dan Media Massa Gun Gun Siswadi mengajak para santri untuk bijak bermedsos. “87% atau sekitar 125 juta pengguna internet menggunakan medsos. Maka, hoaks juga semakin berkembang lewat sosial media”,tegasnya.
Gun gun memberi pesan kepada generasi milenial untuk tidak sekedar menjadi penonton. “Sudah saatnya para generasi muda khususnya santri, tergugah untuk membuat konten-konten positif agar hoaks tidak lagi menjadi perbincangan favorit.”tandasnya
Sementara itu, ketua PP RMI KH. Abdul Ghoffur Rozin menyatakan bahwa medsos harus diartikan sebagai wasilah, bukan ancaman. Para santri harus cerdas membuat konten-konten dengan logika pesantren yang dibahasakan dengan tampilan yang mudah dimengerti.
“Sumber utama yang paling benar adalah Kyai dan Ulama”,imbuhnya.
Kiai yang biasa disapa Gus Rozin ini mengharapkan santri mienial dapat menyalurkan dakwah para kyainya “Hal ini sebagai upaya penangkalan hoaks yang bisa memecah belah keutuhan bangsa.”tegasnya.
Kegiatan yang berlangsung hingga Ahad (31/3/2019) ini, para santri juga dilatih pembuatan video kreatif. Setiap santri diminta membuat video kreatif yang akan dinilai langsung oleh KOMINFO dan konten kreator dan yang terbaik akan mendapat apresiasi khusus dari penyelenggara.
Dalam acara tersebut, para santri juga mengucapkan ikrar bersama. Dengan membentangkan spanduk besar, mereka menyatakan menolak hoaks.(abid,sarif/adb)