Robikin Emhas: Jangan Berlebihan Merespons Hasil Quick Count

0
1420
Petugas Pemilu saat bersiap menjalankan tugasnya, pagi tadi.

JAKARTA, Suaranahdliyin.com – 17 April 2019, Indonesia menggelar pemungutan suara Pemilu serentak, baik untuk pemilihan Presiden – Wakil Presiden, DPR/ DPRD I/ DPRD II dan DPD RI.

Usai pemungutan suara, dilakukan penghitungan suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS). Berikutnya, penyelenggara Pemilu disaksikan saksi Capres-Cawapres dan pengawas Pemilu, akan melakukan rekapitulasi perolehan suara pasangan capres-cawapres berjenjang dari desa/ kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi hingga tingkat nasional.

‘’Rekapitulasi perolehan suara berjenjang ini membutuhkan waktu cukup lama. Hasil akhir pemungutan suara, baru akan diketahui secara final usai rekapitulasi di tingkat nasional oleh KPU RI pada Mei mendatang,’’ ujar Ketua Harian PBNU, H. Robikin Emas melalui keterangan persnya.

Dia mengatakan, lamanya proses penghitungan suara itu harus dimaklumi, karena KPU melakukan penghitungan dan rekapitulasi perolehan suara secara manual, bukan elektronik yang rentan risiko di-hack,’’ lanjut Robikin Emas.

Untuk mengetahui hasil sementara Pemilu, terang Ketua Harian PBNU itu, berbagai lembaga survei merilis hasil exit poll dan quick count. Perlu dipahami, exil poll dan quick count bukanlah real count.

‘’Secara akademis, hasil exit poll dan quick count merupakan cerminan hasil Pemilu. Namun bukan merupakan hasil akhir pemilu yang secara legal dapat dijadikan dasar penetapan perolehan suara Capres-Cawapres. Hasil akhir perolehan suara Pilpres adalah yang kelak ditetapkan dan diumumkan KPU,’’ ungkapnya.

Seorang nenek menyelupkan jari ke tinta usai menyalurkan suaranya di salah satu TPS di Kudus.

Karena itu, Robikin Emas berharap, masyarakat tidak berlebihan merespons hasil Pilpres yang dirilis berbagai lembaga survei. ‘’Sambut rilis hasil exit poll, quick count bahkan real count yang dilakukan oleh berbagai lembaga survei secara lumrah layaknya masyarakat terdidik meresponsnya, yakni dengan mengedepankan budaya saling menghargai dan menghormati,’’ tuturnya.

Robikin Emhas menuturkan, Indnesia sudah maju dalam berdemokrasi. Sehingga tidak akan ada yang mempertaruhkan kesatuan dan persatuan bangsa, hanya karena merespons hasil Pemilu yang dirilis lembaga survei secara emosional dan tak berbudaya. Masyarakat sudah cerdas, sehingga tentunya menghendaki Pemilu berlangsung secara damai,’’ katanya. (rls/ adb, ros)

Comments