Sepintas, jika kita membincang soal “orang penting” atau tokoh yang “dianggap” penting, itu merujuk pada sosok dengan jabatan mentereng (bupati/ gubernur/ menteri, dan seterusnya), tokoh masyarakat, tokoh agama, budayawan, sastrawan, cendekiawan, dan lainnya yang masyarakat akan demikian hormat dengan keberadaannya.
Namun ada yang menarik dalam setiap Pemilihan Umum (Pemilu) atau Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) sebagaimana yang akan kita hadapi bersama, dalam waktu dekat.
Ya. Tak lama lagi, berbagai daerah di tanah air, akan segera melangsungkan proses pemungutan suara untuk memilih pasangan Bupati/ Wakil Bupati atau Wali Kota/ Wakil Wali Kota (untuk kabupaten/ kota) dan Gubernur/ Wakil Gubernur (provinsi). Salah satunya Kabupaten Kudus.
Proses pemungutan suara Pilkada Serentak pada 2024 ini, akan dilangsungkan pada 27 November mendatang. Jadi, tinggal menghitung hari saja, dan masyarakat akan berduyun-duyun ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) untuk menentukan pilihannya.
Tentu saja, “yang paling sibuk” dalam konteks Pilkada -dan juga saat gelaran Pemilu- adalah Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), mulai dari tingkatan paling bawah, hingga di Tingkat pusat.
Namun jangan salah. Bukan personel KPU dan Bawaslu saja yang merupakan orang-orang penting dalam Pilkada. Atau, para calon yang akan maju dalam kontestasi Pilkada.
Akan tetapi, banyak sekali “orang penting” yang “bermunculan” dalam setiap Pilkada. Anda tentu tidak akan kaget, tetiba ada tetangga yang menjadi tim kampanye salah satu pasangan calon.
Kemudian ada yang menjadi tim sukses (sabet) untuk mencari massa (dukungan). Ada yang menjadi komunikator antara pasangan calon dengan tokoh-tokoh lain yang akan disowani (kiai/ tokoh masyarakat).
Lalu ada pula yang ambil bagian dalam urusan logistik pasangan calon. Urusan logistik ini tentu bukan urusan sederhana. Sebab, logistik, dalam banyak hal, adalah salah satu penentu kesuksesan.
Dan, yang tak kalah penting, adalah sosok-sosok di balik layar yang memainkan peran dalam urusan personal branding pasangan calon, baik dengan mengomunikasikannya agar bisa di-publish di berbagai media massa, maupun yang memainkan peran tersebut melalui media sosial (medsos) dengan beragam platform yang ada.
Nuansa semarak pun sangat terasa. Terlebih jika ada pasangan calon yang menggelar kampanye terbuka. Bahkan, hampir di semua tempat, perbincangan soal Pilkada dan “siapa calon pilihanmu, Kang?” seakan tak bisa dihindari.
Orang penting. Ya, proses Pilkada telah memunculkan banyak “orang penting” dengan perannya masing-masing. Dengan tujuan akhir dari proses itu adalah “melahirkan orang penting” yang akan memilih pemerintahan daerah tertentu.
Sehingga harapannya kemudian adalah, “orang penting” yang “terlahir” dari proses Pilkada yang melibatkan banyak sekali “orang penting”, benar-benar akan “melahirkan orang penting” hasil proses pemilihan yang amanah dalam memimpin daerah setelah terpilih nantinya. Wallahu a’lam. (Rosidi, jurnalis Suaranahdliyin.com, pegiat literasi dan mentor Cendekia Baznas Ma’had Aly TBS Kudus)