BOYOLALI, Suaranahdliyin.com – Gerakan Pemuda (GP) Ansor sebagai Badan Otonom (Banom) Nahdlatul Ulama (NU), menapaki usianya yang ke-88 tahun pada 24 April 2022 ini.
Sejarah panjang perjuangannya, menjadi bukti keberadaannya di masyarakat. Karenanya, kader GP Ansor diharap memiliki pemahaman sejarah untuk melanjutkan pengabdian organisasi, tak terkecuali kader GP Ansor Boyolali, agar tidak salah konsolidasi.
“Kalau mengaku NU, harus mengerti sejarah. Yaitu harus taat pada kiai. NU tidak ke mana-mana, tapi ada di mana-mana,” tegas Kasatkorcab Banser Boyolali 2010-2014, Ribut Budi Santoso, saat menjadi narasumber Sarasehan Peringatan Hari Lahir ke-88 GP Ansor yang diselenggarakan Pimpinan Cabang (PC) GP Ansor Boyolali di Pesantren Hidayatul Mustarsyidin Sempu, Andong, Sabtu-Ahad (23 – 24/4/2022).
Diutarakannya, NU dan banomya beruntung karena pola organisasinya bottom up (dari bawah ke atas), yaitu memiliki basis anggota dan aspirasi dari bawah yang banyak. Ini bisa menjadi modal dalam membangun organisasi yang lebih solid.
Maka ia berharap agar kader GP Ansor – Banser lebih memahami perannya dan tidak ada gesekan yang kontraproduktif. “Di antara peran GP Ansor, adalah bagaimana memenuhi hubungan baik di antara manusia, dengan mengambil peran untuk mengurusi yang belum diurusi orang lain. Mengurusi ruang yang belum diisi,” lanjut Ribut yang juga anggota DPRD Kabupaten Boyolali itu.
Mantan Ketua PC GP Ansor Boyolali tiga periode, Muhammad Zein Al Fatih, pada kesempatan itu menyampaikan lima hal yang harus dipahami kader GP Ansor dalam rangka memantapksn eksistensinya.
Pertama, politik. Berpikir dan bertindak cerdas dalam mencapai kebaikan bersama, baik untuk internal GP Ansor maupun bagi masyarakat dan negara.
Kedua, ekonomi. Yaitu dengan memahami modal, produk, pasar, serta aspek apapun yang menentukan panjang dan bermanfaatnya suatu hasil karya, apakah produk ekonomi maupun produk pengabdian Ansor kepada warga.
Ketiga, kebudayaan. NU dan banomnya telah membangun peradaban yaitu dengan mengamankan NKRI. Keempat, sosial. Terus bekerja sama dengan masyarakat, sehingga menjadikan NU dan banom semakin nyaman. Kelima, stabilitas. Ansor – Banser harus bersahabat dengan aparat dalam memberi keamanan dan kenyamanan rakyat.
Kasatkorcab Banser Boyolali masa khidmat 2014-2018, M Abdullah, menyampaikan tiga pesan dari almarhun KH Subur Aditama kepadanya, bahwa dalam kehidupan atau berorganisasi itu harus sabar, ikhlas, dan istikamah.
“Perbedaan pendapat di antara anggota, itu indah. Kita harus mengambil hikmah dari sejarah, agar organisasi berjalan lebih baik,” tuturnya.

Sedang Ketua PC GP Ansor Boyolali, Husein Ahmadi, mengemukakan, keberhasilan yang dicapai GP Ansor Boyolali sekarang, adalah
hasil kerja keras para pendahulunya. “Terima kasih banyak atas kehadiran para senior yang memberikan banyak inspirasi malam hingga dini hari ini,” ucapnya.
Untuk diketahui, rangkaian peringatan Harlah GP Ansor yaitu 88 khataman al-Quran, pembacaan maulid, sarasehan dengan senior GP Ansor, pemutaran video profil senior beserta sejarah GP Ansor Boyolali, koordinasi dengan PAC GP Ansor se-Boyolali, dan diakhiri sahur bersama. (siswanto ar/ ros, adb)