Peserta AYIC Diharap Mampu Wujudkan Moderasi Beragama Antarbangsa

0
727
Ganjar Pranowo berbincang dengan peserta AYIC

SEMARANG, Suaranahdliyin.com – Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mendorong anak muda terlibat aktif dalam kemajemukan dan perdamaian dunia khususnya di ASEAN. Dia berharap, mereka bisa mewujudkan moderasi beragama antarbangsa.

Hal itu disampaikannya usai menerima delegasi ASEAN Youth Interfaith Camp di Gradhika Bhakti Praja, Rabu (10/8/2022) kemarin. Dalam kegiatan itu, hadir delegasi dari Vietnam, Kamboja, Filipina dan Singapura.

Puluhan peserta dari pemuda lintas agama ini membuatnya senang, karena mereka contoh anak muda yang berpikiran positif. “Mereka ingin mendorong (membikin) program di mana anak-anak menjadi sangat moderat dan toleran. Sehingga pertanyaan-pertanyaan yang muncul juga bagaimana membangun toleransi itu,” ujarnya.

AYIC merupakan implementasi ASEAN Declaration on Culture of Prevention for a Peaceful, Inclusive, Resilient, Healthy and Harmonious Society yang diinisiasi oleh Indonesia dan menjadi kegiatan tahunan ASEAN.

Pada pertemuan itu, gubernur dan para delegasi mendiskusikan bagaimana menghadapi tantangan perubahan serta situasi dunia yang terus dan terjadi begitu cepat.

“Saya ceritakan ketika dunia tidak baik karena ini anak-anak saya bilang ‘bilang sama bapak ibumu, suruh ambil keputusan agar jangan perang’. Mari kita bekerja sama berkolaborasi untuk kebaikan semua,” katanya.

Di Jawa Tengah, kata Ganjar, banyak sekali contoh pelaksanaan serta gerakan moderasi dan toleransi beragama. Salah satunya di Kecamatan Kaloran, Temanggung. Ganjar pun menyarankan mereka untuk mencoba kegiatan live in.

“Bagaimana satu desa dengan sangat keberagaman agama mereka bisa sangat rukun atau pengalaman FKUB Banyumas yang keren banget sampai pendampingan ekonomi begitu dan bisa dilakukan,” tuturnya.

Menururt Ganjar, kegiatan ini modal bagus para pemuda untuk jadi masa depan bangsanya masing-masing. Ia pun senang dengan antusiasme para pemuda yang terlihat dari pertanyaan-pertanyaan yang muncul tentang cara menjga perbedaan.

“Saya senang dan bangga, karena anak-anak muda kita juga berpikir positif, masa depan yang memang tidak gampang untuk mereka hadapi. Tapi mereka berikhtiar dengan mencoba melihat dan berkomunikasi dengan kawan-kawan se ASEAN,” paparnya.

Dirinya berharap, para delegasi AYIC 2022 ini mendapatkan ilmu tambahan yang bisa dimanfaatkan. Terutama bagi delegasi negara-negara ASEAN.

“Mudah-mudahan banyak pelajaran yang mereka terima, sehingga bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan. Pemerintah provinsi dengan senang hati bisa meng-guide agar mereka bisa mendapatkan informasi yang diinginkan, kerenlah anak-anak ini,” ungkapnya.

Salah satu peserta AYIC, Novelin Silalahi dari Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) asal Lampung mengatakan, Jawa Tengah merupakan provinsi yang memberi contoh baik dalam persoalan anak dan perempuan.

“Bagi saya, Jateng salah satu percontohan yang baik, karena untuk tingkat penanganan persoalan perempuan dan anak dan banyak prestasi yang didapat,” paparnya.

Novelin senang mendapat kesempatan bertemu dan berdiskusi langsung dengan Ganjar. Menurutnya, Ganjar adalah sosok pemimpin rendah hati yang terbuka untuk berkomunikasi dengan seluruh kalangan.

Foto bersama Ganjar Pranowo dengan peserta AYIC, kemarin

“Pak ganjar sebagai salah satu pemimpin yang humble dan bisa berbicara dengan berbagai kalangan anak muda,” katanya.

Dia berharap, pertemuan ini bisa memotivasi para delegasi AYIC untuk menyuarakan keberagaman, kesatuan dan perbedaan. “Dan bisa menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada. Sehingga terjadi unity in diversity itu,” tegasnya. (rls/ ros, adb, rid)

Comments