Digelar, FGD dan Uji Validasi Game Game Simaksaja

0
956
Paparan FGD dan uji validasi Game Simaksaja

SEMARANG, Suaranahdliyin.com – Bertempat di kantor LP Ma’arif NU PWNU Jawa Tengah, dosen Prodi PGMI Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Institut Islam Nahdlatul Ulama (Inisnu) Temanggung, Hamidulloh Ibda, bersama dosen STAINU Purworejo, Aniqoh, juga peneliti PRAK BRIN, Dr Ahmad Muntakhib, menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) dan Uji Validasi Game Moderasi Beragama berbasis Aswaja An-Nahdliyah (Simaksaja) pada Senin (27/11/2023) lalu.

Ketua tim peneliti, Hamidulloh Ibda, menyampaikan, riset itu merupakan hibah riset dari Kementerian Agama RI pada klaster Penelitian Kolaborasi Antarperguruan Tinggi dan/ atau Kementerian/ Lembaga.

“Kami berkolaborasi dengan STAINU Purworejo dan BRIN dengan riset berjudul ‘Pengembangan Game Tyranobuilder Simaksaja dalam Mewujudkan Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan Lil Alamin Madrasah Ibtidaiyah Lembaga Pendidikan Maarif NU Jawa Tengah’,” terangnya.

FGD dan uji validasi game Simaksaja digelar, lanjut Ibda, untuk mendapatkan validasi dari para ahli, baik pakar game, ahli moderasi beragama dan pakar terkait Aswaja An-Nahdliyah. Ini sekaligus dalam rangka mengumpulkan saran, masukan dan kritik dari peserta, sebelum game diimplementasikan sesuai tahapan metode R  n D tipe ADDIE,” paparnya.

Ahli media, Hendrik Hermawan SPd SD MPd (Juara I Festival Mobile Ki Hajar Dewantara 2020, Konsultasi dan Pengembang IT); pakar moderasi beragama Prof Dr Syamsul Ma’arif MAg (Dekan FPK UIN Walisongo dan Ketua FKPT Jawa Tengah) dan Ketua LP Ma’arif NU PWNU Jawa Tengah, R Andi Irawan MAg, didaulat sebagai validator ahli materi Aswaja An-Nahdliyah.

Ibda mengemukakan, riset dilaksanakan di MI di wilayah eks Karesidenan Kedu (Kota Magelang, Kabupaten Magelang, Kabupaten Temanggung, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Purworejo dan Kabupaten Wonosobo). “Dari hasil analisis kebutuhan guru dan siswa, maka dibutuhkan pengembangan game dengan paltform Tyranobuilder bermuatan moderasi beragama, Aswaja An-Nahdliyah, Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan Lil Alamin,” ujarnya.

Hendrik Hermawan, mengatakan, bahwa beberapa aspek dalam game perlu direvisi, mulai dari aspek suara, gambar dan tokoh, font tulisan, dan navigasi. “Beberapa suara perlu diperbesar, khususnya suara tokoh perempuan,” katanya.

R Andi Irawan, mengapresiasi game tersebut yang menjadi media pembelajaran di wilayah Kedu. Kendati demikian, pihaknya memberikan saran, harus ada contoh budaya lokal yang sudah dikenal masyarakat.

“Pada laporan nanti, perlu ditambahkan, bahwa memang ada riset yang menyebut game-game saat ini sudah berisi konten radikal, ini harus mengacu data agar tidak sekadar asumsi,” paparnya.

Mengabadikan momentum usai FGD

Sementara Prof Syamsul Ma’arif, menilai, interaksi game harus dipertajam. Selain itu, pemilihan nama tokoh perlu ada yang direvisi seperti Ning Bulok menjadi Ning Ciya atau cinta budaya.

“Secara umum, game sudah bagus, namun perlu disesuaikan bahasanya dengan usia anak MI,” tuturnya dalam FGD yang juga dihadiri belasan peserta yang terdiri atas mahasiswa Inisnu Temanggung, STAINU Purworejo, guru MI Ma’arif dari Magelang dan Temanggung. (rls/ ros, rid, adb)

Comments