
PURWOREJO, Suaranahdliyin.com – STAINU Purworejo menggelar webinar internasional bertajuk “Masa Depan Pendidikan Islam: Antara Tantangan dan Peluang”, Sabtu (10/7/2020).
Tiga narasumber dalam kesempatan itu, adalah Subi Nur Isnaini (dosen Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga), Agustriyani Muzayamah (dosen PTIQ Jakarta) dan Muhammad Nur Salim (Diplomat RI di KBRI Bangkok Thailand/ Ketua Komite Sekolah Indonesia Bangkok).
Ketua STAINU Purworejo, Mahmud Nasir, mengapresiasi webinar internasional itu. “Webinar seperti ini patut diapresiasi. Karena selain pematerinya luar biasa, tema yang diusung juga sangat aktual,” katanya.
Dalam penyampaiannya, Subi Nur Isnaini, mengulas tentang pentingnya peran orang tua dalam mendidik anak. “Di era digital saat ini, orang tua harus lebih intens mendampingi anak-anak agar dapat bijak dalam bermedia,” ujarnya.
Menurutnya, perkembangan jaringan digital yang mampu diakses semua khalayak, memiliki dampak positif dan negatif. ”Digital memang sangat baik, bisa sebagai alat komunikasi dan alat bantu belajar. Namun ia juga mampu meruntuhkan nilai moral,” terang peraih gelar Doktor alumni Maroko ini.
Agustriyani Muzayyanah, menyampaikan peluang-peluang bagi dunia pendidikan di era digital. “Kita dimudahkan dapat mengakses informasi apa saja dan kapan saja, apalagi di tengah pandemi Covid – 19, saat ini pendidikan dilakukan secara daring. Kita diuntungkan dengan hemat waktu, tenaga dan ruang belajar,” paparnya.
Muzayyanah juga memberikan tips sederhana dalam menghadapi era digital. “Antara peluang dan tantangan, pilihlah peluang. Karena di dalam tantangan pasti tersedia peluang,” tegas dosen Institut PTIQ Jakarta ini.
Muhammad Nur Salim, mengemukakan, bahwa di masa depan Indonesia sangat berpeluang menjadi pusat Islamic studies, setelah Mesir. Ini didasarkan pada adanya fakta Arab Springs di Timur Tengah yang belum usai hingga saat ini. Maka peluang Indonesia untuk menjadi Negara tujuan pendidikan Islam di zaman ini semakin lebar.
“Seiring berkembangnya zaman, kita harus tetap mengondisikan pendidikan sesuai dengan zamannya. Bagi pendidikan Islam yang mengedepankan tradisi sanad keilmuan, memang offline menjadi paling utama. Tetapi di era seperti sekarang, kita mulai harus membiasakan diri untuk memanfaatkan pendidikan secara online atau digital,” tuturnya. (aniqoh/ ibda, ros, adb, rid)