
KUDUS, Suaraaahdliyin.com – Kawasan hutan Muria yang meliputi Kabupaten Kudus, Kabupaten Pati dan Kabupaten Jepara perlu keterlibatan banyak pihak untuk menjaga kelestariannya.
Hal itu mengemuka dalam diskusi dan bedah buku “Menengok Pemelihara Hutan Muria” yang diselenggarakan Paradigma Institute, Omah Aksi dan MRC Indonesia, Sabtu (27/9/2019) malam.
Diskusi dan bedah buku tersebut antara lain dihadiri Moch. Widjanarko (penulis buku), Teguh (aktivis lingkungan di Jepara), Nur Khamid (Perhutani), Ade Ismail (Suara Nahdliyin), serta para aktivis lingkungan dan Mapala dari Kudus, Pati, Jepara, juga Demak.
“Untuk menjaga kelestarian hutan Muria, butuh banyak pihak untuk menyadarkan masyarakat akan hal itu. MRC Indonesia tidak bisa berjalan sendiri,” kata Moch. Widjanarko dalam acara yang digelar di halaman Sekretariat Omah Aksi.
Hal senada disampaikan Teguh dan Nur Khamid. Keduanya mengamini, bahwa untuk melakukan penyadaran masyarakat luas, khususnya masyakat sekitar hutan Muria untuk menjaga kelestarian hutan, butuh peran serta banyak pihak.
Sementara itu, dalam diskusi dan bedah buku tersebut Moch. Widjanarko juga berharap, agar forum malam itu bisa menjadi jejaring untuk melakukan penyadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian hutan Muria dan lingkungan secara umum, dan membuat pusat data terkait pegunungan itu. (mail, ros, luh/ adb, rid)