
KOTA PEKALONGAN, Suaranahdliyin.com – Ikatan Guru Raudhatul Athfal (IGRA) Kota Pekalongan berkolaborasi dengan Lembaga Amil Zakat Nasional Yatim Mandiri menggelar Pelatihan Kreatif Tehnik mendongeng dan ice breaking bagi guru Riaudlatul.Athfal (RA)! di Ruang Pertemuan Perpustakaan Daerah (Perpusda) Kota Pekalongan, Rabu (06/08/2025).
Sebanyak 80 kepala sekolah dan guru Raudhatul Athfal (RA) se-Kota Pekalongan mengikuti Pelatihan bertema “Optimalisasi Peran Guru RA sebagai Fasilitator Pembelajaran Anak Usia Dini melalui Pendekatan Storytelling dan Ice Breaking yang Kreatif dan Bernilai Karakter.”
Kegiatan yang dibuka oleh Kepala Seksi Pendidikan Madrasah (Kasi Penmad) Kantor Kemenag Kota Pekalongan, Jaelani ini, menghadirkan pendongeng asal Pekalongan yang sudah dikenal luas di kalangan anak-anak, yaitu Kak Imi, sebagai instruktur utama. Kak Imi membawakan materi secara interaktif dan menyenangkan, mengajarkan teknik-teknik mendongeng yang memikat, cara membangun karakter dalam cerita, serta berbagai ice breaking kreatif yang bisa diaplikasikan di ruang kelas.
Dalam sambutannya, Jaelani menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya pelatihan ini sebagai bentuk peningkatan kompetensi guru RA dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan edukatif bagi anak usia dini.
“Kegiatan ini sangat positif karena IGRA melibatkan sebanyak 78 kepala sekolah dan 2 guru RA dari 26 lembaga RA se-Kota Pekalongan. Mereka dilatih untuk mampu bercerita dan mendongeng, melakukan ice breaking yang sesuai dengan perkembangan zaman, kreatif, menyenangkan, menghibur, dan bisa diterapkan langsung dalam proses pembelajaran,” jelas Jaelani.
Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya penanaman nilai-nilai karakter dalam storytelling yang disampaikan oleh guru kepada anak-anak.
“Kami harapkan cerita yang dibawakan tidak sekadar menghibur, tetapi juga mengandung pesan moral, dan nilai-nilai kebaikan yang bisa ditiru oleh anak-anak, sementara nilai yang kurang baik bisa mereka hindari. Ini menjadi bagian dari pendidikan karakter yang sangat penting di usia emas perkembangan anak,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua IGRA Kota Pekalongan, Istiqomah, menjelaskan bahwa pelatihan mendongeng ini merupakan yang pertama kali diadakan oleh IGRA dan disambut antusias oleh para peserta.
“Selama ini, kegiatan mendongeng di RA sudah mulai ditinggalkan, padahal ini bagian dari literasi yang sangat penting. Kita ingin guru-guru kembali menghidupkan suasana kelas dengan cerita-cerita yang menarik, diselingi dengan ice breaking agar anak tidak bosan dan tetap fokus belajar. Ini bukan hanya meningkatkan kreativitas guru, tapi juga membuat proses pembelajaran menjadi lebih hidup dan efektif,” jelas Istiqomah.
Ia menambahkan bahwa, pelatihan ini diharapkan dapat berkelanjutan dan menjangkau lebih banyak guru ke depannya.
“Guru bisa menggunakan berbagai media untuk mendongeng, baik buku cerita, alat peraga, maupun boneka tangan, agar pesan yang disampaikan lebih mudah diterima oleh peserta didik,” tuturnya.
Salah satu peserta pelatihan dari RA NU Masyithoh 19 Tirto, Muslifa menyampaikan rasa senangnya karena mendapatkan pengalaman baru dan bermanfaat.
“Saya sangat senang bisa ikut pelatihan ini. Materinya aplikatif dan langsung bisa dipraktikkan di kelas. Anak-anak pasti lebih tertarik belajar kalau disampaikan melalui cerita dan permainan ringan. Selain itu, mendongeng juga membantu kami sebagai guru mengeksplorasi ide-ide kreatif dan kemampuan berbicara di depan umum,” pungkasnya antusias. (Ari/adb)