KUDUS, Suaranahdliyin.com – Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Bae mengadakan forum ngaji aswaja di Masjid Jami’ Nurul Mubin Dk. Gilang, Bae Pondok, Sabtu (29/02/2020) malam.
Dihadiri oleh Kiai Ahmad Salim sebagai pemateri, acara tersebut diikuti oleh pengurus dan anggota Pimpinan Ranting (PR) dan Pimpinan Komisariat (PK) IPNU IPPNU se-Kecamatan Bae.
Adanya acara ini ketua PAC IPNU Kecamatan Bae, Andrei Alfiyanto berharap kepada para kader IPNU dan IPPNU memiliki pengetahuan dan keilmuan tentang keaswajaan yang semakin baik. Ianjuga berpesan agar para pelajar NU tidak melupakan kewajibannya untuk belajar bersama dalam satu wadah bernama IPNU-IPPNU.
“Kewajiban pelajar adalah belajar dan forum ini diadakan untuk membekali diri untuk lebih memahami keaswajaan secara matang,” ungkap Andrie.
Sementara itu, Kiai Ahmad Salim dalam materinya menyatakan bahwa tujuan dari ngaji yaitu supaya memiliki dasar dalam melakukan amalan aswaja dan tidak semata ikut-ikutan saja.
“Untuk apa ngaji? Supaya dalam melakukan amalan aswaja bisa mengetahui dasar daripada amalan yg kita lakukan seharinya, tidak semata mata ikut ikutan. Setidaknya ada dalil apa yg kita lakukan dari aktivitas kita,” tutur Kiai Ahmad Salim.
K. Ahmad Salim juga menerangkan bahwa tawasut dan tawazun harus menjadi nilai yang dikedepankan oleh warga NU. Untuk itu, kader NU harus memiliki sanad keilmuan. Pentingnya sanad ini, jelas Kiai Salim, diibaratkan sebagai selender yang mampu memperbaiki jalan raya.
“Pentingnya sanad ini lah yang menjadikan jalan dakwah NU mengikuti jalan dakwah Walisongo mengislamkan Nusantara,” katanya.
Ia kemudian menceritakan bagaimana asal mula ada tumpeng hingga diadopsi nilai budayanya oleh Islam Nusantara. Dari yang awalnya digunakan sebagai sesajen oleh masyarakat Hindu-Buddha dijadikan media dakwah oleh Walisongo dan hingga kini dilanjutkan oleh NU.
“Secara filosofis, tumpeng artinya metu mempeng atau bersungguh sungguh. Maka bisa kita ambil makna dalam berorganisasi NU haruslah bersungguh sungguh,” paparnya.
Pada kesempatan itu, Kiai Salim juga menerangkan amalan-amalan aswaja yang hendaknya dilakukan oleh para kader IPNU-IPPNU. Antara lain yakni solat berjamaah, tidak mencaci sahabat dan keluarga Nabi, tidak keluar dari pemerintahan, tidak membantah agamanya Allah SWT, ikut mensholati jenazah muslim, dan nyekar atau menaburkan bunga serta ziarah kubur.(Aida Saskia/rid)