PATI, Suaranahdliyin.com – Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pati mengumumkan nominasi serta memberikan penghargaan untuk santri yang telah berkiprah dan berjuang di Nahdlatul Ulama. Salah satunya, penghargaan kategori santri pendidik diberikan kepada almahgfurlah simbah KH. A. Suyuthi Abdul Qodir, pendiri dan pengasuh Pesantren Raudlatul Ulum Guyangan Trangkil Pati
Pemberian penghargaan berlangsung pada puncak acara Hari Santri Nasional tahun 2024, pada pelantikan pengurus PCNU kabupaten Pati di Pendopo Kabupaten setempat, belum lama ini. Hadir dalam kesempatan itu Rais PBNU KH. Mu’adz Thohir, ketua PBNU KH. Ulil Abshar Abdalla dan jajaran Pengurus Cabang NU Pati dan tamu undangan lainnya.
Saat menerima penghargaan mewakili keluarga, putra sekaligus Pengasuh Pesantren Raudlatul Ulum Guyangan Trangkil Pati KH. M. Najib Suyuthi mengatakan pemberian penghargaan ini merupakan sesuatu yang patut diacungi jempol.
“Adanya penghargaan kepada santri -santri yang memiliki karomah atau Kiai khos akan bisa menjadi teladan bagi santri saat ini, “ujarnya.
KH. M. Najib menuturkan almahgfurlah KH Suyuthi Abdul Qodir Guyangan adalah salah satu ulama kharismatik yang pernah menjadi Rais Syuriah PCNU Kabupaten Pati pada tahun 1973-1978. Sebagai pemimpin tertinggi NU, KH. Suyuthi memberikan keluasan ilmu dengan mengajar di Pesantren Raudlatul Ulum.
“Ini merupakan wujud nyata bagaimana pendidikan Ala Mbah Hasyim Asy’ari mampu dikembangkan oleh Kiai Suyuthi, “tuturnya.
Diceritakan, suatu kisah pulang nyantri dari Jombang, Kiai Suyuthi membawa bekal Kitab Kuning yang banyak dengan transportasi Kapal laut. Perjuangan Kiai Suyuthi dengan jihad santri mampu membawa cahaya lampu yang terang dari gelapnya cahaya dari desa ke desa sampai ke Kota.
“Kiai Sayuthi mampu mewarnai indahnya perjuangan, yakni membesarkan Pondok Pesantren Raudlatul Ulum Guyangan menjadi pesantren besar yang jumlah saat ini mencapai ribuan santri belajar di madrasah Raudlatul Ulum,”terang KH. Najib.
KH Suyuthi Abdul Qodir Guyangan, kata KH. Najib, dikenal sebagai sosok yang bersahaja, ramah, penuh dengan sikap yang agung karena sinar cahaya terang di kecamatan Trangkil menjadi baik. Karena sebelumnya ada madrasah-madrasah di Trangkil yang terletak di pesisir Utara ini banyak perilaku-perilaku tidak hanya positif tapi perilaku mungkar terjadi.
“Dengan jihad Kiai maka pertegas Amar Makruf nahi mungkar, yaitu ajakan berbuat baik, Hasanah, dan tauladan yang bisa dicontoh, dan memberantas perilaku mungkar.” ungkapnya.
Ditambahkan, Pesantren Raudlatul Ulum memberikan dampak positif yang luar biasa. Terbukti santri-santri Kiai Suyuthi Abdul Qodir mewarnai Islam Nusantara terutama di wilayah Pati dan sekitarnya. Dengan demikian, santri Mandiri NKRI hebat harus selaras dengan perjuangan Kiai.
“Kamu tidak akan sukses apabila meninggalkan tradisi Nahdlatul Ulama, diantaranya Tahlil, Manaqib, Khataman Al Qur’an dan Berjanjen Asyroful Anam, ini merupakan contoh dan wujud nyata bahwasanya amalan dari Kiai harus kita uri-uri dan kita wariskan,” tandas KH Najib berkelakar.
“Kenapa hal itu menjadi penting, karena Hadratus syeikh Hasyim Asy’ari mengajarkan ciri khas Islam Nusantara warisan Walisongo, “sambungnya.(Fikrul Umam/adb)