JAKARTA, Suaranahdliyin.com – Belum lama ini, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mendapatkan kunjungan dari ketua umum PP Muhammadiyah, Prof Dr Haedar Nashir, bersama jajarannya.
Dikutip dari akun twitter @YahyaCStaquf, ketua umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf, menjelaskan, bahwa pertemuan hangat tersebut membicarakan banyak hal, dalam upaya pengembangan kerja sama antara kedua organisasi keagamaan di Indonesia itu.
“Alhamdulillah, menerima kehadiran saudara saya Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Dr Haedar Nashir di Kantor PBNU, Kamis (25/5). Pertemuan hangat ini membicarakan banyak hal, terutama ihwal pengembangan kerja sama dalam konteks keumatan dan kebangsaan secara universal,” tulis KH Yahya Cholil Staquf dalam media sosialnya tersebut.
KH Yahya Cholil Staquf mengemukakan lebih lanjut dalam akunnya, bahwa dalam kontestasi politik nasional, NU dengan Muhammadiyah memiliki panggilan moral untuk hadir dengan tanpa merasa paling benar sendiri. Melainkan bersepakat untuk mengedepankan kepemimpinan moral dalam menghadapi Pemilu 2024.
“Kami juga bersepakat menolak politik identitas dalam Pemilu 2024 mendatang. Karena politik identitas hanya menyandarkan penggalangan dukungan berdasarkan identitas-identitas primordial tanpa ada kompetisi yang lebih rasional menyangkut hal-hal yang lebih visioner,” tutur ketua PBNU asal Kabupaten Rembang itu. (ros/ rid, adb)