
KUDUS, Suaranahdliyin.com – Siapa sangka limbah karung goni bekas yang tidak terpakai dapat diolah menjadi barang-barang yang bernilai ekonomi tinggi. Dialah Nunung Ervana, warga RT 1 RW 4 Desa Piji, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus yang mempunyai usaha dari karung goni.
Nunung Ervana, owner Sentra Pengrajin Goni dan Pandan Nuswantoro itu menceritakan awal mula ia menggeluti bisnis yang kini laris di pasaran. “Awal pandemi karena semua dibatasi, saya dan teman-teman mencoba membuat kerajinan dari goni bekas, setelah diupload di sosmed ternyata malah booming,” katanya, Sabtu (23/7/2022) lalu.
Nunung mengambil karung goni bekas dari limbah pabrik rokok, dari sisa-sisa tembakau dan cengkeh yang kemudian disortir dan dipilih bahan yang masih bagus. Dalam sehari, Nunung mengaku bisa membuat 30 sampai 50 peci goni.
Selain peci, Nunung juga membuat kerajinan bentuk lainnya seperti tas, topi, sandal, hingga lukisan. Sampah karung goni yang didaur ulang tersebut kini menjadi barang siap pakai yang dapat meningkatkan ekonomi masyarakat.
“Ini juga dalam rangka memberdayakan ekonomi masyarakat Piji dan Kudus, selain dari barang bekas, usaha goni ini juga unik dan nyentrik karena sudah identik dengan ikon Kudus Kota Kretek,” ujarnya.
Untuk harga peci goni sendiri, sambung Nunung, bervariatif, tergantung motif, bahan baku, dan model yang diminati. Kisarannya dari 20 ribu sampai 85 ribu rupiah. Sedangkan lukisan yang dijual, bahkan sampai jutaan rupiah. Sebab, Nunung harus menyesuaikan dengan kesulitan dan kerumitan bentuknya.
“Lukisan goni ini dari 350 ribu sampai 2 juta rupiah. Memang kalau dari bahan bekas lebih sulit membuatnya, akan tetapi hasilnya juga lebih unik dan menyenangkan,” imbuhnya.
Nunung menambahkan, pemasaran kerajinan goni Nunung sudah mencapai seluruh wilayah Indonesia. Bahkan ia mengaku, peci goninya mewakili Kudus dalam event G20 di Yogyakarta, beberapa waktu lalu.
Menjelang Agustus ini, Nunung juga mengeluarkan produk baru untuk memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 Kemerdekaan RI. Peci veteran itu ia luncurkan untuk mengenang perjuangan para pahlawan dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Selain itu, juga untuk menarik minat masyarakat Indonesia membeli produk-produknya.
“Mumpung momentumnya pas Agustusan, jadi sekaligus untuk mengenang jasa pahlawan pada masa penjajahan dulu,” imbuhnya. (hasyim asnawi/ adb)