DEMAK, Suaranahdliyin.com – Muh Rifai, kepala Desa Jamus, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak menyebut Nabi Muhammad tidak sekadar sebagai teladan terbaik dalam kehidupan, tetapi lebih dari itu juga Bapak Revolusioner se-Dunia.
Dia mengutarakan hal itu dalam Sarasehan Rakyat Kuasa Semarang Lintas Generasi pada Sabtu (12/8/2023) sore kemarin, yang mengusung tema “Meneguhkan Semangat Juang Pmuda dalam Bingkai Nasional Demokrasi Kerakyatan”.
“Hari ini kawan-kawan KOPI bisa berkaca pada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam yang notabene adalah Bapak Revolusioner se-Dunia. Kita jangan terus terpaku pada teori-teori Marx, Lenin dan lainnya. Kita sudah punya sosok panutan yang terbukti berhasilnya,” tegasnya.
Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) asal Ambarawa, Ahmad Dimyati, menekankan, KOPI Perubahan mesti bergerak berlandaskan realitas sekitar dan realitas individu.
“Realitas sosial sekitar dan realitas individu yang tergabung dalam ‘R’ adalah landasan bergerak kita. Maka kita harus bisa membaca potensi yang ada pada tubuh individu di organisasi dan memaksimalkannya,” pesan Dimyati yang juga koordinator Pendamping Desa Jawa Tengah itu.
Sedang akademisi dari Universitas Semarang (USM), Hendri Sundoro, pada kesempatan itu memaparkan beragam potensi yang bisa dikembangkan kawan-kawan KOPI Perubahan di dalam kampus.
“Mahasiswa mestinya tidak sekadar bicara kritik, tapi solusi yang dibangun atas kritik itu harus bisa ditemukan. Kita dituntut untuk kreatif. Cobalah buat sosio-entrepeneur atau maksimalkan potensi kawan-kawan KOPI Perubahan yang sekarang jadi penulis buku, barista, aktivis organisasi, dan lainnya,” ujarnya.
Sementara itu, selain Rifa’i, Ahmad Dimyati dan Hendri Sundoro, beberapa tokoh pergerakan Jawa Tengah lain yang hadir pada kesempatan itu di antaranya adalah Siti Alfiyah (Ambarawa), Noer Sholikin (Semarang) dan Dwi Haryoso (Jepara). (ros/ rid, adb)