Majelis Selapanan, LTN NU Surakarta Kenang Jejak Guru Bangsa Gus Dur

0
275
Majelis selapanan LTN NU Surakarta

SURAKARTA,Suaranahdliyin.com – Lembaga Ta’lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTN NU). Surakarta kembali mengadakan diskusi dalam Majelis Selapanan di Aula Kantor Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Surakarta Jl Honggowongso, Jayengan Jum’at (5/12/2025). Putaran ke – 31  kali ini, LTN NU mengangkat tema ‘Mengenang Jejak Sang Guru Bangsa KH. Abdurrohman Wahid (Gus Dur)’ bersama Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia Nahdlatul Ulama (Lesbumi NU) dan GUSDURian Kota Surakarta.

Wakil Ketua PCNU Surakarta, Alwan Jihadi menyampaikan apresiasi atas sinergi Lesbumi NU dan LTN NU Kota Surakarta.

“Suatu langkah yang patut mendapatkan apresiasi sehingga terselenggaranya diskusi dengan tema ‘Mengenang Jejak Sang Guru Bangsa KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur)’ kerja sama antara Lesbumi dan LT NU Kota Surakarta sebagai follow up kegiatan Hari Santri 2025 bulan Oktober lalu.

“Diskusi kali ini sebagai langkah awal Haul Gus Dur yang ke 16 dan pokok kegiatan haul yakni meneladani sifat/pemikiran beliau”, pungkasnya.

Pegiat Sejarah Nahdlatul Ulama (NU) Aji Najmuddin mengatakan bahwa Gus Dur  sebagai tokoh inspirasi.

“Pada era kelengseran Gus Dur sebagai Presiden, beliau berusaha mempertahankan kedudukannya dengan cara konstitusional tetapi tidak perlu mengorbankan nyawa manusia demi sebuah kekuasaan”, ucapnya.

Ketua Lesbumi NU Kota Surakarta Nanki Prihartono menyampaikan paparannya, menurutnya bahwa Trah Darah Keturunan Gus Dur adalah Pajang.

“Gus Dur merupakan trah keturunan Pajang yakni Sultan Hadi Wijoyo. Namun pada era Mataram Islam masa pemerintahan Amangkurat I berusaha memusnahkan anak keturunan Trah Pajang.

“Tumenggung Sudono, tokoh oposisi masa pemerintahan Amangkurat I berusaha menyelematkan Trah Keturunan Pajang termasuk karya sastra Babad Pajang yang menuliskan masa keemasan pemerintahan Sultan Hadi Wijoyo”, ungkapnya (Eko Priyanto/adb)

Comments