LTN NU Surakarta Gali Sejarah Peran Kiai Lokal dalam Perang Kemerdekaan

0
221
Majelis selapanan putaran ke-30 LTN NU Surakarta

SOLO, Suaranahdliyin.com – Lembaga Ta’lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTN NU) Surakarta kembali mengadakan diskusi dalam Majelis Selapanan di Aula Kantor Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Surakarta Jl Honggowongso, Jayengan Jum’at (7/11/2025).

Pada putaran ke-30 ini, LTN NU mengangkat tema Resolusi Jihad Dan Hari Santri Nasional bertajuk ‘Peran Laskar Hizbullah, Sabilillah, dan Barisan Kiai Surakarta Dalam Mempertahankan NKRI’.

Ketua PCNU Surakarta H. Muhammad Manshuri mengatakan bahwa LTN dan Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (Lesbumi) untuk bersinergi bersama – sama mengupas kesejarahan nusantara.

“LTN dan Lesbumi harus bersinergi fokus menelisik kesejarahan tokoh – tokoh santri, akar sejarah bersifat umum bidang kajian oleh Lesbumi,”tegasnya.

Ketua LTN NU Surakarta Ikhwan Kholidin menegaskan diskusi tematik Selapanan yang mengambil tema Resolusi Jihad Dan Hari Santri Nasional bertajuk ‘Peran Laskar Hizbullah, Sabilillah, dan Barisan Kiai Surakarta Dalam Mempertahankan NKRI’, sebagai langkah awal menguak kembali peran kiai dan santri dalam periode perang kemerdekaan Indonesia .

“Tumbangnya Kota Malang sebagai Markas Tertinggi Hizbullah dan Sabilillah, atas  perintah KH. Hasyim As’ari memindahkan Markas Tertinggi Hizbullah (di bawah pimpinan KH Zainul Arifin) dan Sabilillah (dipimpin KH Masykur), yang semula berkedudukan di Malang ke Solo”, ungkapnya..

“Perjuangan Solo yang hebat ini, belum pernah diangkat sebagai tematik diskusi, maka LTN NU Surakarta menginisiasi diskusi tematik seperti ini”, tegasnya.

Diskusi yang dipandu pegiat sejarah Nahdlatul Ulama (NU) Ajie Najmuddin menyebut peran ulama – ulama dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

“Ulama mendorong kepada pemerintah pada periode perang kemerdekaan untuk untuk bersikap dan bertindak nyata terhadap upaya – upaya yang membahayakan kemerdekaan, agama dan Negara Indonesia”, ucapnya.

“Ulama memerintahkan untuk melanjutkan perjuangan ‘sabilillah’ demi tegaknya Negara Republik Indonesia dan Agama Islam”, tuturnya.

Selanjutnya, Aji.menyampaikan peran PCNU kota Surakarta dalam perang kemerdekaan.

“Syuriyah PCNU kota Surakarta, KH.R. Ma’ruf Mangunwiyoto sebagai pemimpin Barisan Kiai se – Jawa Tengah.”jelasnya.

Lebih lanjut Aji.mengatakan bahwa 10 November 1945 sebagai rangkaian kesejarahan dari Resolusi Jihad 1945.

“Mengutip pernyataan almarhum KH Agus Sunyoto sejarawan NU bahwa tidak ada 10 November 1945 tanpa didahului Resolusi Jihad,”ujarnya.

Sementara itu mantan jajaran PCNU Kota Surakarta periode 1985, Kiai Azis Maryanto menyampaikan karomah KH.R. Ma’ruf Mangunwiyoto.

“Perjuangan terakhir perang kemerdekaan, KH.R. Ma’ruf Mangunwiyoto  ialah Perang Palagan Ambarawa dan kelebihan beliau ketika menghadapi kapal-kapal Belanda di Semarang hanya menggunakan kerikil,”ungkapnya.(Eko Priyanto/adb)

Comments