Ma’arif NU Jateng Launching Logo Gerakan Literasi Ma’arif

0
3827
Gerakan Literasi Ma’arif (GLM) yang dilunsurkan PW LP Ma’arif NU Jateng kemarin

SEMARANG,Suaranahdliyin.com  –  Dalam rangka menumbuhkembangkan dan meningkatkan kulitas literasi di Jawa Tengah, Pimpinan Wilayah Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif NU Jawa Tengah melaunching logo Gerakan Literasi Ma’arif (GLM) pada Ahad (6/10/2019). Launching logo itu dihadiri pengurus dan sejumlah guru, dosen, di kantor LP Ma’arif PWNU Jateng di sela-sela sidang pleno kurikulum Aswaja Annahdliyah.

Ketua LP Ma’arif PWNU Jawa Tengah R. Andi Irawan mengatakan bahwa literasi merupakan program prioritas LP Ma’arif PWNU Jawa Tengah periode ini. “Komitmen ini, berangkat dari keprihatinan terhadap krisis dan rendahnya tingkat literasi pendidikan nasional, termasuk di antaranya madrasah dan sekolah Ma’arif  baik di kalangan guru maupun peserta didik.

“Karena itu, LP Maarif meluncurkan Gerakan Literasi Ma’arif atau GLM,” katanya.

Tujuan GLM, menurut Andi tidak sekadar untuk diterapkan di sekolah atau madrasah. “Namun juga untuk mendorong usaha meningkatkan literasi melalui penerbitan Jurnal Ilmiah Ahlussunnah Waljamaah (ASNA), membuat penerbitan Asna Pustaka yang fokus menerbitkan buku-buku karya guru-guru Ma’arif, penguatan website Ma’arif, pelatihan dan kelas menulis, gerakan mendirikan perpustakaan, dan lainnya,” ujarnya.

Dengan program ini, katanya, kami berharap literasi di madrasah dan sekolah Maarif bisa meningkat dan lebih memajukan kualitas pendidikan nasional. “Sebab, suatu peradaban bisa diukur dari seberapa besar dan majunya literasi suatu bangsa,”tandas Andi.

Sementara itu, Pengurus Bidang Diklat dan Litbang LP Ma’arif PWNU Jateng dan Ketua Tim GLM, Hamidulloh Ibda, menegaskan bahwa hadirnya GLM ini berawal dari rumus kemajuan bangsa yang sudah disepakati di WEF, yaitu kompetensi, karakter, dan literasi.

“Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sejak 2016 juga menggagas Gerakan Literasi Nasional (GLN) yang menjadi bagian dari implementasi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. GLN ini nanti muncul literasi sekolah, keluarga, dan masyarakat,” kata penulis buku Media Literasi Sekolah tersebut.

Sedangkan LP Ma’arif, kata Ibda karena menaungi sekolah dan madrasah, maka tidak cocok jika gerakan literasi madrasah atau gerakan literasi sekolah. “Yang cocok adalah Gerakan Literasi Ma’arif yang mendorong peningkatan penulisan karya jurnalistik, karya tulis ilmiah, dan karya sastra,” lanjut peraih Juara I Lomba Artikel Tingkat Nasional Kemdikbud 2018 itu.(irfan/adb)

 

Comments