
KUDUS, Suaranahdliyin.com – Kemarau panjang turut berdampak pada sebagian desa di empat kecamatan di Kudus. Hal itu dengan sigap ditangani oleh NU Care-LAZISNU Kabupaten Kudus dengan program 100 tangki air untuk siap disalurkan.
Bekerjasama dengan LPBI NU, BPBD dan swasta, program 100 tangki air ini bisa terlaksana di 15 Desa. Jumlah tersebut tersebar di 4 kecamatan, yakni Undaan, Kaliwungu, Mejobo dan Jekulo.
“Kami siapkan program 100 tangki yang masing-masing tangkinya 6.000 liter,” ujar Sugiono, Wakil Ketua NU Care-LAZISNU Kabupaten Kudus kepada Suaranahdliyin.com, Selasa (08/10/19).
Pria yang akrab disapa Ndan Igus itu menuturkan penyaluran air bersih itu sudah berlangsung sejak kemarin. Air bersih yang disalurkan, kata dia, biasanya dimanfaatkan oleh warga untuk memasak, mandi dan mencuci.
“Rata-rata warga menggunakannya seperti itu, itupun mereka nasih harus berhemat menggunakannya sebab droping air terkadang bisa sampai 3 hari sekali,” terangnya.
Ndan Igus menambahkan, kekeringan ini sebenarnya sudah terjadi hampir tiga bulan. Untuk itu, pihaknya juga menjalin kerja sama dengan pemerintah supaya pendistribusian bisa merata ke semua daerah terdampak kekeringan.
“Makanya ada Babinsa juga yang mengawal, untuk mengantisipasi warga supaya tidak berebut,” jelasnya.
Selain itu, ia juga bersyukur pihak swasta mau membantu suksesnya program ini. Seperti di Kecamatan Kaliwungu, ada PT Djarum dan PT Nojorono yang membantu. Kemudian di Kecamatan Jekulo juga sudah dibantu oleh PT. Pura.
“Semoga kekeringan ini tidak meluas dan bisa segera berakhir,” harapnya.

Sementara itu, Kepala Dusun Terang Mas Kecamatan Undaan, Machsun, mengungkapkan program ini sangat membantu. Apalagi kemarau kali ini cukup panjang hingga membuat tiga bulan desanya kering kerontang.
“Beberapa warga sampai memilih tidak mandi sebab khawatir tidak bisa masak,” ujar Machsun.
Senada dengan Machsun, Purnomo yang merupakan warga Desa Lambangan, Undaan juga merasakan hal yang sama. Ia pun bersyukur ada pihak-pihak yang membantu menyediakan air bersih untuk mereka.
“Alhamdulillah, karena kami memang hanya bisa mengandalkan bantuan air seperti ini,” sebutnya.
Di sisi lain, sebagian besar sekolah dan juga masyarakat juga melaksanakan salat istisqa’ untuk memohon datangnya hujan. Ada yang melaksanakannya di lapangan desa, halaman sekolah bahkan di lahan persawahan.(rid/ adb, ros)