
SEMARANG,Suaranahdliyin.com – Selasa pagi tadi (29/7/2025), Direktur RSUD dr Loekmono Hadi Kudus yang juga Wakil Ketua PCNU Kudus Dr. dr. Abdul Hakam, M.Si.Med, SpA, diwisuda sebagai Doktor dalam bidang Ilmu Kedokteran/Kesehatan di Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro di gedung Muladi Dome kampus setempat. Ia meraih gelar Doktor dengan mengangkat disertasi yang berjudul “Pengaruh Pemberian Suplementasi Ekstrak Daun Pegagan (Centella asiatica) pada Tuberkulosis Remaja”.
Dalam penelitiannya, Dr. Abdul Hakam menggunakan metode double blindn randomized controlled trial (RCT) dengan melibatkan 84 pasienTB remaja berusia 10-18 tahun di RSUD Kudus selama 6 minggu. Hasil penelitian membuktikan bahwa pemberian ekstrak daun pegagan bermanfaat signifikan sebagai suplemen atau terapi pendamping pengobatan TB pada remaja.
Diungkapkan, ekstrak daun pegagan mampu menurunkan biomarker inflamasi secara signifikan: HIF-1α turun dari 5,31±0,50 menjadi 2,65±0,32 (p<0,001),TNF-α dari 6,82±0,63 menjadi 3,27±0,26 (p<0,001), dan IFN-γ dari 8,53±0,51 menjadi 3,91±0,36 (p=0,014)
“Juga bisa melindungi fungsi hati dengan menurunkan kadar SGOT dari 84,88±14,06 menjadi 58,75±9,91 (p=0,006), mengurangi risiko hepatotoksisitas akibat obat anti-TB dan bisa meningkatkan status gizi pasien dengan peningkatan IMT dari 16,57±1,79 menjadi 18,42±1,83,”paparnya.
Ia mengatakan penelitian ini membuktikan bahwa ekstrak daun pegagan dapat menjadi terapi adjuvan yang aman dan efektif untuk pengobatan TB remaja. “Yang terpenting, suplemen ini membantu melindungi fungsi hati pasien dari efek samping obat anti-TB standar,” ungkap Dr. Abdul Hakam.
Sebagai Direktur RSUD d Loekmono Hadi Kudus Dr. Abdul Hakam berencana mengimplementasikan hasil penelitiannya dalam protokol pengobatan TB di rumah sakit yang dipimpinnya.
“Tentunya dengan penelitian lanjutan yang lebih komprehensif,*tandasnya.
Penelitian disertasinya ini, lanjut Dr Hakam, merupakan wujud komitmennya dalam mengembangkan inovasi kesehatan berbasis bukti ilmiah. Penelitian ini tidak hanya berkontribusi pada ilmu pengetahuan, tetapi juga membuka peluang pengembangan terapi TB yang lebih aman dan terjangkau.
“Sebagai tanaman asli Indonesia, daun pegagan mudah diperoleh dan berpotensi dikembangkan menjadi produk fitofarmaka nasional,”ujarnya
“Kami berharap penelitian ini dapat menjadi langkah awal pengembangan pengobatan TB yang lebih holistik, menggabungkan kekuatan pengobatan modern dengan kearifan tradisional Indonesia,”tambah Dr. Abdul Hakam.
Dr. Abdul Hakam menekankan bahwa meskipun hasil penelitian menunjukkan manfaat positif, masyarakat tidak boleh sembarangan menggunakan ekstrak daun pegagan tanpa supervisi medis.
“Pengobatan TB harustetap mengikuti protokol standar dengan pengawasan dokter. Herbal hanya sebagai pendamping, bukan pengganti,” pesannya.
Profil Dr. dr. Abdul Hakam
Dr. dr. Abdul Hakam, M.Si.Med, SpA merupakan dokter spesialis anak yang kini menjabat sebagai Direktur RSUD dr Loekmonohadi Kudus dan Wakil Ketua PC NU Kudus. Beliau adalah suami dari Dr. dr. Renni Yuniati, SpDVE, SubSpDT, FINSDV, FAADV, MH, yang merupakan Ketua LKNU Kudus. Pasangan dokter ini dikenal aktif dalam pengembangan pelayanan kesehatan dan kegiatan sosial kemasyarakatan di Kudus.
Ketertarikan Dr. Abdul Hakam pada pengobatan integratif yang menggabungkan terapi modern dengan kearifan lokal mendorongnya meneliti potensi tanaman obat tradisional Indonesia.(rls/adb)