Kisah KH. Muhammad Syatibi, Ulama Kharismatik Asal Kebumen (1)

0
2944
KH. Muhammad Syatibi, Ulama Kharimatik Asal Kebumen

KEBUMEN, Suaranahdliyin.com – KH. Muhammad Syatibi merupakan salah satu ulama di Kebumen. Beliau lahir pada 1 Januari 1941, putra dari pasangan KH. Ali Murtadlo – Nyai Hj. Alfiyah, yang tidak lain adalah kakak dari KH. Nashoha Pengasuh dan Muassis Pondok Pesantren Salafiyah, Wonoyoso, Kebumen.

KH. Muhammad Syatibi merupakan Pendiri Pondok Pesantren Al-Hidayah Wonoyoso, Bumirejo, Kebumen. Sejak kecil, beliau haus akan ilmu pengetahuan terkhusus ilmu agama. Tak heran jika ada beberapa pondok pesantren yang pernah disinggahinya untuk menimba ilmu agama.

Pada tahun 1950, Ia mengawali menimba ilmu di pondok pesantren Pondok Pesantren Wajasari Karanganyar asuhan KH. Ahmad Khusain. Disitu, ia belajar ilmu nahwu atau ilmu alat. Kemudian, melanjutkan nyantri di Pesantren Lirap Petanahan, Kebumen KH. Durmudji Ibrahim yang memiliki garis keturunan Raja Bramawijaya.

Setalah itu, KH.Syatibi meneruskan pendidikannya ke Pondok Pesantren Al-Hidayat Lasem, Rembang, Jawa Timur asuhan KH. Ma’shum, pada sekitar tahun 1960 M. Waktu itu beliau belajar ilmu alat, tafsir, hadist, tasawuf, dan lainnya.

Setelah mengaji bersama KH. Ma’shum, KH.Syatibi merasa belum puas. Ia melanjutkan mencari ilmu lagi di Pondok Pesantren Tasawuf Benda, Pare, Kediri, Jawa Timur dibawah asuhan Syekh Hayat, pada pertengahan tahun 1965 M.

Perjuangan Mendirikan Pondok Pesantren

KH. Muhammad Syatibi memenuhi panggilan KH. Ali Ma’shum, yang waktu itu menjabat Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Dirinya diminta untuk membantu KH Ali Ma’shum di Pondok Pesantren Krapyak. Baru berjalan selama tiga bulan,beliau bermimpi didatangi Pengasuh Pondok Benda yakni Syekh Hayat yang sedang berada di tengah-tengah laut.

Beliau menceritakan mimpinya itu kepada KH. Ali Ma’shum, kemudian Pengasuh Pondok Pesantren Krapyak tersebut memberikan pendapat bahwa mimpinya itu merupakan pertanda agar beliau kembali ke Pondok Benda.

Pada tahun 1970 M, KH.Syatibi menikah dengan Ibu Nyai Ma’muroh, setelah itu pada tahun 1972 M beliau mukim ke rumah asal. Rumahnya itu dijadikan sebagai tempat mengaji untuk anak-anak lingkungan sekitar rumah yang ingin mengaji, Awalnya tetangga sekitar saja, namun lambat laun banyak santri yang berdatangan dari luar daerah untuk belajar agama kepadanya.

Akhirnya, KHM.Syatibi mendirikan Pondok Pesantren Al-Hidayah yang beralamat di Jl. HM. Sarbini No.125 Kebumen. Nama Al-Hiayah sendiri, diambil sesuai restu dari KH. Ma’shum (gurunya). Kata itu diambil dari mufrod kata Al-Hidayaat, Lasem, tempat beliau pernah nyantri.(Bersambung – ditulis dari penuturan Gus Hakim Musyafa, Putra KHM.Syatibi/Fatkhurrahman/adb)

Comments