KH.M.Thoyyib: Jangan Lupa Doakan Orang Tua

0
1312
Habib Hamid bin Sholleh Ba’aqil menyampaikan mauidhah dalam pengajian menyambut Ramadan

SEMARANG,Suaranahdliyin.com – Hidup di dunia yang sebentar ini jangan sampai melupakan orang tua. Apabila masih hidup hormati keduanya, temani dalam keadaan susah, dan berikan ketenangan. Sedangkan, ketika sudah meninggal doakan dengan kadar kemampuan.

Demikian pesan Pengasuh Pondok Pesantren Al-Uswah Gunungpati, Kota Semarang KH. M. Thoyyib Farchany dalam acara Arwah Jama’ dan Khataman Al-Qur’an 10 kali Khataman. Kegiatan ini bagian dari acara tahunan pesantren dalam menyambut Ramadan.

KH.M. Thoyyib menyampaikan sebuah hadits “Birru aba`akum tabirrukum abna`ukum” yang artinya, berbaktilah kepada orang tua kalian, niscaya anak-anakmu akan berbakti kepada kalian. Menurutnya hadits ini cukup populer dikalangan umat Islam sebagai bagian dari motivasi untuk berbuat baik terhadap kedua orang tua.

“Jangan lupa mendoakan orang tua, semoga Allah mengalirkan rezeki kepada kita,” tambah Abah Thoyyib, sapaan akrabnya.

Alumni Pondok Pesantren Al-Asy’ariyyah Kalibeber ini juga menyitir “Man taraka du’aahu liwalidaihi yanqothi’u ‘anhu al-rizqu”. Hadits ini mengajarkan kepada santri, walisantri dan jama’ah majelis ta’lim Al-Uswah bahwa penting untuk terus mendoakan kepada orang tua.

“ Bukan hanya karena rezeki mengalir kepada anak tetapi, bagian dari dukungan anak terhadap orang tua yang telah membesarkan dengan susah payah.”ujar Abah Thoyyib.

Sebagai santri yang masih menggantungkan kiriman dari orang tua,imbuh KH   harus ikut prihatin dan mendoakan orang tua. Sehingga orang tua di rumah dapat mencari rezeki yang halal dan berkah untuk anak.

Disisi yang lain, Habib Hamid bin Sholeh Ba’aqil mengingatkan segala sesuatu akan dimudahkan dengan bershalawat kepada Nabi.  “Banyak orang dimudahkan perkaranya dengan bershalawat dengan Nabi termasuk Imam al-Busyiri,” terang Habib Hamid.

Habib Hamid menceritakan dahulu Imam Busyiri ini mengalami penyakit lumpuh dalam bahasa sekarang stroke. Beliau tawasul menulis 160 bait Qosidah al-Burdah. Kemudian bermimpi bertemu Nabi setelah bangun sembuh penyakitnya.

“Walaupun kita hanya hafal Ya Rabbi bil mushtafa balligh maqasidana waghfir lana ma madha ya wasi’a al-karami semoga menjadi amalan shalawat kepada Nabi,” tandas Habib Hamid dari Semarang.*

Selain acara tersebut ada walisantri yang ikut mengukuhkan anaknya. Dua anaknya tersebut Mahendra Dwi Pramudita bin H. Pursidi dan Arkanio Magaly Ismail Bin Wahyu Adi Ismail.(Mukhamad Zulfa/adb)

Comments