KUDUS,Suaranahdliyin.com – Pengasuh pesantren Mambaul Ulum Pakis Tayu Pati KH. M. Aniq Muhammadun menerangkan salah satu ciri khas Nahdlatul Ulama yang memakai pandangan madzhab empat dalam beribadah dan muamalah (fikih) bukan tanpa alasan. Para pendiri NU telah merumuskan hal itu dengan matang.
“Semua kebijakan NU memiliki landasan hukum dan alasan yang masuk akal,” katanya dalam acara peringatan Harlah ke-95 Nahdlatul Ulama di Aula Gedung PCNU Kabupaten Kudus, Sabtu (31/03/18).
Lebih lanjut KH Aniq menyampaikan, landasan para pendiri Nahdlatul Ulama memakai empat madzhab dalam fikih tertulis dalam catatan KH. Hasyim Asy’ari. Katanya ia mendapat salinan buku catatan itu dari KH. M. A. Sahal Mahfudz.
“Buku itu memuat salah satu maqolah panjang tentang pandangan NU dalam bidang fikih dan aswaja,” ujar Gus Aniq, sapaan akrabnya.
Dijelaskan, alasan NU memilih madzhab empat disebabkan adanya kemiripan cara berijtihad antara keempat madzhab dengan empat sahabat Khulafaur Rasyidin.
“Imam Syafi’i itu cara menghukuminya mirip Sahabat Abu Bakar, yang lebih hati-hati,” jelasnya.
Sedangkan, lanjut Gus Aniq, Imam Malik itu mirip Sahabat Umar bin Khattab, Imam Ahmad bin Hanbal mirip Sahabat Ustman bin Affan dan Imam Abu Hanifah mirip caranya Sayyidina Ali bin Abi Thalib.
“Di sejarah itu Mbah Hasyim menuliskan ada kemiripan antara empat madzhab dan empat sahabat, makanya NU hanya memilih empat,” imbuhnya.
Dalam kesempatan itu, putra KH. Muhammadun Pondohan Pati itu juga mengingatkan kepada pengurus Nahdlatul Ulama agar jangan pesimis berjuang mempertahankan ajaran Aswaja.
“Tetapi juga jangan terus memanfaatkan NU untuk kepentingan duniawi, terlebih saat musim pilkada atau pemilu,” pesan Gus Aniq.
Di hadapan pengurus NU yang hadir, KH. Aniq Muhammadun juga mengingatkan kepada para tokoh masyarakat, utamanya ulama, agar tidak gampang kepincut mengerahkan massa untuk mendukung ke salah satu pasangan calon. Menurutnya hal itu justru bisa membahayakan umat, seperti yang sempat terjadi pada Pilkada DKI kemarin.(rid/adb)