PATI, Suaranahdliyin.com – Pribadi yang saleh akan melahirkan generasi yang saleh juga. Hal itu mengemuka dalam ceramah Rais Syuriah PBNU KH. Aniq Muhammadun dalam Haul ke-44 KH. Muhammadun di Masjid Pondowan, Sabtu (02/03/2024).
Rais Syuriah PBNU, KH. Aniq Muhammadun, menjelaskan sejarah ayahandanya, yakni KH. Muhammadun (Pondowan, Tayu, Pati), terlahir dari keluarga yang sederhana namun penuh kesalehan.
Disampaikan oleh KH. Aniq Muhammadun, bahwa ayahnya, KH. Muhammadun, lahir pada 10 Januari 1910 di Dusun Cebolek dari pasangan suami istri Mbah Ali Murtadlo alias Mbah Murtolo dengan Mbah Halimatus Sa’diyah.
“Keduanya merupakan pasangan yang sholeh dan sholehah. Meski bukan kiai besar dan terkenal, tapi sholeh. Maka bisa melahirkan anak yang saleh,” jelas KH. Aniq.
KH. Aniq menjelaskan untuk menjadi saleh tidak perlu menunggu jadi orang besar atau terpandang. Meski sederhana, orang tua harus bisa saleh agar melahirkan generasi yang saleh.
“Jadi, mari kita tiru teladan yang sudah dicontohkan oleh Mbah Madun, agar anak cucu kita menjadi baik ke depannya,” ujar KH. Aniq.
Rais Syuriyah PCNU Pati itu pun mengisahkan ihwal Mbah Halimah yang dikenal sebagai pribadi yang baik, sholehah dan ahli tirakat, utamanya puasa Senin dan Kamis serta qiyamullail. Dari situ kita bisa melihat pentingnya peran orang tua dalam melahirkan generasi yang baik. Utamanya ibu.
“Kesalehan ibu akan turun temurun kepada anak dan cucu hingga tujuh generasi,” ujarnya.
Kendati begitu KH. Aniq juga mengingatkan kepada orang-orang yang sudah memiliki orang tua baik untuk tidak jumawa. Namun harus berusaha lebih baik lagi.
KH. Aniq kemudian menerangkan konsep saleh sebagai pribadi yang mampu menyeimbangkan kehidupan dunia dan akhirat. Maksudnya, yakni bisa menghormati atau mengindahkan aturannya Allah Ta’ala sekaligus bisa menghormati hak sesama manusia.
“Oleh sebab itu, Islam mengatur berbagai macam tata cara hidup dari berbagai aspek. Mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi. Termasuk dalam berkeluarga dan bermasyarakat,” paparnya.s
Termasuk juga, imbuh KH. Aniq, bagaimana akhlak anak terhadap orang tua, bagaimana pula cara bertetangga. Maka dari itu, jika seseorang serius memegang ajaran Islam, besar kemungkinan ia akan baik dan toleran.
“Itu praktisnya Islam dalam menyeimbangkan dunia dan akhirat,” sebutnya.
Haul ke-44 KH. Muhammadun ini dihadiri oleh ratusan jamaah masyarakat sekitar Pondowan maupun luar daerah. Nampak antara lain KH. Saiq Mahin Jekulo, KH. Aslam Muhammadun, mantan Ketua Lakpesdam PBNU KH. Ulil Absar Abdalla serta puluhan santri sepuh KH. Muhammadun dari berbagai daerah. (gie, rid/ ros)