
BOYOLALI,Suaranahdliyin.com – Dalam pengasuhan anak, peran ibu dan ayah adalah keniscayaan. Sesibuk apapun aktivitas orang tua, harus meluangkan waktu menemani bermain dan belajar mereka.
Gigih Mahendradipta, penyuluh Keluarga Berencana Kecamatan Wonosegoro, Boyolali, mengutarakan, merawat anak tidak cukup hanya memberikan nafkah lahir, namun kebutuhan batin berupa kasih sayang dan penanaman nilai-nilai spiritual juga perlu dibiasakan.
“Kerja sama yang baik di antara ibu dan ayah dalam mendidik anak adalah syarat jika ingin menjadikan anak berkualitas lahir dan batin,” ujarnya.
Dia mengutarakan hal tersebut dalam rapat operasional mini lokakarya yang diikuti 4 ayah per desa se-Kecamatan Wonosegoro, di aula Kecamatan Wonosegoro pada Rabu (10/9/2025) lalu.
Dijelaskan Gigih, dua puluh persen anak-anak di Indonesia kurang mendapat pengasuhan dari ayah.
Menurutnya, jika ayah kurang ikut pengasuhan, maka ada dampak psikologis, yakni anak merasa kurang disayang ayah yang berakibat pada pola hubungan kurang baik antara ayah dan anak, bahkan antara anak dengan lingkungan sekitar.
“Perlu sikap dan keteladanan seorang ayah di rumah. Misalnya merokok jangan didekat anak. Jika anak-anak terpapar asap rokok, kedepannya akan mengurangi kesehatan anak. Kemudian jika ayah mengajak ke suatu kebaikan, dirinya juga mesti menyontohkannya,” tuturnya.
Lebih lanjut Gigih menyampaikan, anak perempuan mudah tertarik lawan jenis jika di rumah kurang disayang ayahnya, sehingga perhatian dan kasih sayang ayah pada anak adalah penting demi menjaga sang buah hati.
“Masih ada sejumlah kasus kekerasan pada anak dan perempuan di Boyolali yang patut jadi perhatian bersama,” jelasnya.
Sedang Taufiq Ismail, pendamping Desa Kecamatan Wonosegoro, menegaskan pentingnya mengikuti program Keluarga Berencana (KB) untuk merencanakan keluarga yang baik dan diharapkan meninggalkan generasi yang sehat dan sejahtera.
Taufiq berharap, Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI) perlu lebih disosialisasikan dan dipraktikkan di Wonosegoro khususnya.
“Orang tua perlu terus membuka wawasan agar menjadi teladan anak-anaknya,” ungkapnya.(Siswanto AR, staf pengajar FSH UIN Walisongo Semarang/adb).