- Dari Gelaran Indonesia Mengaji di UIN Sunan Ampel (Bagian 1)
SURABAYA, Suaranahdliyin.com – Nasionalisme, menjadi sebuah wacana dahsyat yang berkembang menjadi kebangkitan, bahkan membeludak menjadi revolusi kemenangan dalam meraih kemerdekaan Indonesia. Nasionalisme telah tumbuh dan menjiwa, memenuhi sanubari tiap manusia indonesia.
Namun tanpa implementasi serta kontribusi yang benar dan baik, maka nasionalisme hanya akan menjadi angin uap. Terhempas abstrak tak terkendali dan panas.
Demikian disampaikan KH. A. Musthofa Bisri dalam Indonesia Mengaji bertajuk ‘’Islam Indonesia, Penebar Kedamaian’’ di UIN Sunan Ampel, Surabaya pada Senin (5/3/2018) malam. “Indonesia adalah rumahmu, rumah kita semua. Maka jaga dan rawatlah sebaik mungkin,’’ tegasnya sebagaimana rilis yang diterima Suaranahdliyin.com.
Dikemukakannya, tatkala Indonesia masih dalam kehancuran, belum dalam bingkai persatuan dan jauh dari kententraman. Manusia hanyalah budak hina tak tersentuh oleh kedamaian.
‘’Jika benar Indonesia adalah rumah kita, maka pastilah tidak mungkin dirobohkan atau dibuat buruk. Bagaimana bisa rumah sendiri dihancurkan? Perlu kita renungi, makna dari kata jaga dan rawat,’’ lanjutnya menambahkan.
Menurut Gus Mus, lucu rasanya jika rumah sendiri dirusak dan tidak diperbaiki. Tidak usah banyak ungkapan atau kata-kata, jika kita tak punya sikap dan nilai kebaikan, kata hanya akan menyorot pandangan terbalik untuk berbagai pihak, membuka peluang ketidakharmonisan dan merapuhkan pendirian.
‘’Tetapi kata juga dapat menjadi senjata utama dalam dakwah, menebar kebenaran dan mengajak kepada kesejahteraan. Maka pilihlah kata yang sesuai supaya tetap terjaga baik,’’ ungkapnya dalam acara yang antara lain dihadiri oleh Menteri Agama, H. Lukman Hakim Saifuddin dan sivitas akademika UIN Sunan Ampel itu. (mid/ ros)