- 35 Siswa di Bawah LP Ma’arif Ikuti Dialog dengan Wakil Khusus PBB

SEMARANG, Suaranahdliyin.com – Sebanyak 35 peserta didik dari sekolah/ madrasah yang berada di bawah naungan PW LP Ma’arif Jawa Tengah, mengikuti dialog pencegahan kekerasan terhadap anak bersama Special Representative of the Scretary General of the United Nations on Violence Against Children, Dr Najat Maalla M’jid, di Wisma Perdamaian Semarang, Jum’at (6/3/2020) lalu.
35 peserta didik itu berasal dari MI Ma’arif Keji Ungaran Barat, Kabupaten Semarang dan SLB Ma’arif Muntilan, Magelang. Mereka bergabung dengan perwakilan anak di Jawa Tengah, antara lain Forum Anak Jawa Tengah, Forum Anak Kota Semarang, Forum Anak Kabupaten Semarang, Forum Anak Kota Surakarta, Komunitas Sahabat Difabel, Sahabat Kapas, LSM Setara, dan Anak Home Schooling.
Jawa Tengah dipilih wakil khusus Sekjen PBB Bidang Perlindungan Anak untuk mengampanyekan target maksimal penghapusan kekerasan terhadap anak pada tahun 2030.
“Kami ingin mendengar dari anak-anak Indonesia dan bagaimana mencegahnya. Suara anak-anak harus digaungkan di seluruh dunia. PBB menargetkan pada 2030 tidak ada lagi kekerasan terhadap anak,” ujar Najat didampingi kepala perwakilan Unicef di Jawa, Arie Rukmantara.
Kunjungan Najat ke Jawa Tengah, dilakukan untuk memastikan hak-hak anak di wilayah ini, khususnya Semarang, terpenuhi. “Tugas kita mengawal program dan kebijakan pemerintah, agar benar-benar terealisasi,” ungkapnya.
Terkait target PBB agar kekerasan terhadap anak dihapuskan di tahun 2030, Gubernur Jawa Tengah, H. Ganjar Pranowo, menegaskan, bahwa 10 tahun ini menjadi momentum membuat kebijakan yang mendorong target PBB itu.

‘’Para guru harus mau menerima semua anak, termasuk anak dengan disabilitas. Sekolah harus siap menjadi sekolah inklusi. Ada yang masih ingat kasus bully di Purworejo? Makanya saya minta guru agar menerima Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dan sekolah-sekolah reguler mau menjadi sekolah inklusi,” pesannya.
PW LP Ma’arif Jawa Tengah, menyambut baik Ganjar. “Kami senang dengan komitmen Gubernur itu. Kami siap mengawal dan mendampingi sekolah/ madrasah yang ingin menjadi sekolah inklusif. Sejak 2017, LP Ma’arif sudah melakukan pendampingan pendidikan inklusi di beberapa kabupaten di Jawa Tengah,” terang Miftahul Huda, program officer Kemitraan LP Ma’arif PWNU Jawa tengah dan Unicef. (ibda/ ros, rid, adb)