Dr Moh Rosyid: Jadikan Iduladha Momentum untuk Refleksi dan Introspeksi  

0
569
Ilustrasi: kerbau untuk kurban

KUDUS, Suaranahdliyin.com – Pada Rabu (28/6/2023) ini, sebagian umat Islam di Indonesia telah merayakan Iduladha 1444 H/ 2023 M. Namun sebagian umat Islam di tanah air baru akan merayakan Iduladha pada Kamis (29/6/2023) sesuai ketetapan pemerintah setelah melalui rukyatul hilal dan sidang istbat Bersama para ulama dan pakar ilmu falak serta astronomi.

Iduladha, sebagaimana umum dipahami, juga dikenal dengan Idulkurban. Pertanyaan yang penting dikemukakan adalah, apa pesan penting yang bisa dipahami dan diteladani oleh setiap Muslim dalam Idulkurban tersebut?

Dr Mas’udi SFilI MA, dosen IAIN Kudus mengutarakan, bahwa Iduladha merupakan momentum untuk mengingatkan umat Islam akan pengorbanan yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim.

“Pesan utama dari peristiwa kurban adalah ketulusan Nabi Ibrahim dalam mengorbankan sesuatu yang bernilai (dicintainya, red), sebagai bentuk pengabdian dan ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala,” terangnya.

Dijelaskannya, bahwa salah satu pesan terpenting dari Iduladha adalah pentingnya sikap rela berkorban. “Melalui kisah Nabi Ibrahim, kita belajar bahwa pengorbanan bukanlah semata-mata tentang kehilangan sesuatu, tetapi lebih pada sikap ikhlas dan rela melepaskan apa yang kita cintai demi ketaatan kepada Allah,” ujarnya.

Pemerhati budaya IAIN Kudus, Dr Moh Rosyid MPd, mengutarakan, hal pokok berkurban adalah peduli dengan si fakir. “(Tetapi sikap peduli, red) mestinya tidak hanya setahun sekali. Kepedulian ini yang perlu dibangkitkan pada si kaya, agar kesenjangn tidak mencolok,” katanya.

Dr Moh Rosyid mengemukakan, dalam Iduladha juga terkandung pesan pentingnya berbagi. “Pada perayaan Iduladha, umat Muslim berbagi daging kurban kepada keluarga, tetangga, dan masyarakat yang membutuhkan. Ini tidak sekadar menjalin tali persaudaraan, juga mengajarkan untuk tidak melupakan mereka yang kurang beruntung dan selalu siap membantu sesama dalam kesulitan,” paparnya.

Selain itu, lanjutnya, Iduladha mengingatkan akan pentingnya bersyukur. “Dalam kisah Nabi Ibrahim, Allah mengganti Nabi Ismail dengan seekor domba sebagai tanda kesyukuran atas ketaatan dan pengorbanan yang telah ditunjukkan. Ini mengandung pesan supaya kita selalu bersyukur atas segala nikmat yang diberikan Allah, dan tidak pernah melupakan sumber kebaikan-Nya,” tuturnya.

Untuk itu, Dr Moh Rosyid berpesan, agar Iduladha juga dijadikan sebagai momentum untuk melakukan refleksi dan introspeksi diri. “Selain, tentunya, Iduladha sebagai panggilan untuk menghidupkan semangat pengorbanan, semangat berbagi dan senantiasa bersyukur dalam kehidupan sehari-hari,” ungkapnya. (Mohammad Fathur Rohman, Tim PPL Prodi Komunikasi IAIN Kudus)

Comments