
KUDUS, Suaranahdliyin.com – Peningkatan kompetensi pendidik (guru) di era teknologi abad 21, sering diselenggarakan oleh Pondok Tahfidh Putri Yanbu’ul Qur’an 2 Muria. Itu sebagai upaya meningkatkan pengetahuan dan menjaga semangat para guru.
Pada Selasa (22/3/2022) pagi, misalnya. Diiringi dengan semilir udara sejuk pegunungan, Pondok Tahfidh Putri Yanbu’ul Qur’an 2 Muria menyelenggarakan pembinaan guru dan tenaga kependidikan MTs-MA Tahfidh Putri Yanbu’ul Qur’an 2 Muria.
Pembinaan tersebut dihadiri oleh Dr Hj Salma Munawaroh MPdI (Kasi Penmad Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kudus), Hj Chasnah SPd MPdI (Pengawas KKM MAN 1) serta H Ahmad Ni’am MPd (Pengawas KKM MTs 03).
Menurut Dr Hj Salma Munawaroh, pendidikan memiliki konsep yang begitu besar, yakni agar peserta didik memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan untuk diri sendiri, masyarakat, bangsa dan Negara.
“Dengan konsep pendidikan yang begitu besar, dan kepercayaan masyarakat terhadap Yanbu’ul Qur’an yang luar biasa, harapan orang tua harus diwujudkan. Visi misi yang sudah dirumuskan, mesti dijuwudkan oleh guru. Sehingga, guru menjadi kunci bagaimana peserta didik dapat mengembangkan potensinya,” katanya.
Dikatakannya, ada delapan program Kemenag, untuk akselerasi penguatan moderasi beragama. Di antaranya adalah penguatan moderasi beragama di ruang publik. Era informasi, menuntut para guru menjunjung tinggi nilai moderasi.
“Guru memiliki tugas mendidik peserta didik, agar memiliki nilai moderasi beragama yang tinggi. Yakni bagaimana hidup berdampingan dengan berbagai aliran agama, dan lain sebagainya. Kritis boleh, tetapi juga harus cermat memilih informasi. Jangan sampai ada guru membagikan berita yang dapat memicu ketegangan, ketidakdamaian,” pesannya.
Selanjutnya, ungkapnya, yaitu meningkatkan kualitas penerapan kurkulum dan pola pembelajaran inovatif. “Untuk menjadi unggul, dibutuhkan strategi dan dituntut untuk inovatif. Maka guru harus mampu membaca keadaan, berinovasi, serta menerapkan berbagai terobosan yang bisa menjembatani antara masalah dan solusi. Mampu mengidentifikasi masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran. Kemudian mendesain pola pembelajaran, agar output-nya sesuai visi misi madrasah,” ujarnya.
Selain itu, paparnya, ada pula program peningkatan kualitas penilaian pendidikan. “Dibutuhkan evaluasi, kompetensi pedagogik. Bagaimana menyusun sistem penilaian yang nanti setelah itu dianalisa dan ditindaklanjuti. Jadi anak terpantau standar kompetensinya, dan disesuaikan dengan kurikulum madrasah,” tuturnya.
Yang tak kalah penting, Dr Hj Salma Munawaroh mengingatkan, supaya guru melek teknologi. “Guru harus update dengan perkembangan teknologi yang ada, agar pandangan teknologi antara guru dan peserta didik selaras,” katanya.
Sementara KH Nur Khamim Lc PgD MPd, pengasuh Pondok Tahfidh Putri Yanbu’ul Qur’an 2 Muria, mengapresiasi jajaran pendidik dan tenaga kependidikan, yang dengan kesungguhan hati, melakukan pendampingan dan membangun sinergi, sehingga berbagai prestasi bisa diraih.
“Dalam pengelolaan pondok dan madrasah, pihaknya merumuskan sebagaimana dawuh ulama, Satu natijah, sesuai dengan kemampuan dalam menyusun muqaddimah sughra dan muqaddimah kubra. Di lembaga ini, muqaddimah sughra-nya yaitu mengikuti dakwah Kanjeng Sunan Muria dan sanad al-Quran mengikuti KH M Arwani Amin,” jelasnya. (ar, fid/ rid, rod, adb)