Dari Situs Patiayam, Lesbumi Terbangkan Harapan untuk Masyarakat Kudus

0
255
Kompleks museum purba Patiayam di Desa Terban, Jekulo

KUDUS, Suaranahdliyin.com – Memeringati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-476 Kabupaten Kudus, Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) Nahdlatul Ulama Kudus menggelar prosesi simbolik di kawasan Situs Patiayam, Desa Terban, Kecamatan Jekulo, Selasa (23/9/2025).

Jajaran pengurus Lesbumi bersama Pemerintah Desa Terban melepasliarkan 4 burung Dekuku dan 76 burung Perkutut sebagai simbol harapan sekaligus ajakan untuk merawat ekosistem alam.

Menurut ketua Lesbumi Kudus, Abu Hasan Asy’ari, penglepasan burung menjadi pengingat bahwa kebudayaan dan alam saling berkaitan erat.

“Kami ingin menunjukkan bahwa peringatan hari jadi Kudus tidak hanya dimaknai sebatas perayaan seremonial, tetapi juga sebagai momentum merawat lingkungan yang menjadi ruang hidup masyarakat,” jelasnya.

Penglepasan burung dilakukan di tengah panorama Patiayam yang menyimpan jejak purbakala sekaligus menjadi bagian penting dari identitas Kudus.

Momentum ini, lanjut Abu menambahkan, menegaskan perihal komitmen para budayawan dan masyarakat menjaga keseimbangan antara budaya, sejarah, dan kelestarian alam.

Senada, Kepala Desa Terban, Supeno, menyampaikan pesan agar masyarakat Kudus tidak melupakan akar budayanya.

“HUT ke-476 ini harus kita maknai dengan menjaga adab, adat, dan budaya. Karena dari situlah karakter masyarakat Kudus terbentuk,” kata Supeno.

Supeno, mengutarakan, selain sebagai simbol spiritual, pelepasan burung juga diharapkan menjadi pengingat akan pentingnya menjaga keberlanjutan lingkungan.

“Tradisi akan kehilangan makna jika alam di sekitarnya rusak. Karena itu, kalau merawat budaya sama artinya dengan keharusan menjaga alam,” tuturnya.

Situs Patiayam sendiri merupakan kawasan perbukitan yang sejak lama dikenal menyimpan kekayaan arkeologis.

Penelitian menemukan fosil gajah purba, banteng, hingga hewan laut yang menandakan kawasan ini pernah menjadi bagian dari bentang alam masa jutaan tahun lalu.

Kini, Patiayam berkembang menjadi pusat edukasi dan wisata berbasis sejarah yang memperkaya identitas Kudus sebagai kota dengan warisan budaya sekaligus ilmu pengetahuan.

Melalui kegiatan ini, Supeno juga berharap Kabupaten Kudus dapat melangkah ke masa depan dengan tetap berpijak pada warisan budaya dan kearifan lokal. Ia juga menekankan harapan pada adanya langkah konkret untuk pemulihan ekologi di Kawasan Patiayam agar semakin asri dan kaya vegetasi.

“Kudus adalah rumah bersama, tugas kita adalah merawatnya agar tetap hidup, lestari, dan memberi makna bagi generasi mendatang,” tuturnya. (rls lesbumi/ rid, ros, adb)

Comments