Apakah kalian sudah membaca sesuatu hari ini? Kalau belum, saya senang tulisan saya ini menjadi yang pertama Anda nikmati hari ini. Kalau sudah, saya juga senang, karena kalian berhasil menyisihkan waktu untuk membaca hari ini.
Sebenarnya, kenapa sih kita harus membiasakan diri membaca?
Oke, sederhananya, tujuan membaca adalah untuk memeroleh informasi atau pengetahuan baru, mengetahui hal yang sebelumnya belum diketahui.
Misalnya, kita membaca sebuah buku biografi, maka kita dapat mengetahui sejarah hidup seseorang dan mengambil pelajaran (teladan) dari biografi tokoh yang dibaca.
Lagi, kita membaca sebuah novel fiksi, maka hasilnya adalah kita akan merasakan suasana si tokoh dalam novel tersebut. Dan dari apa yang kita baca, bisa menumbuhkan empati dan kepedulian terhadap orang lain dan lingkungan sekitar.
Membaca, salah satunya bisa dipenuhi dengan mengkonsumsi informasi di berbagai media. Mulai dari bacaan dari media yang dicetak, hingga media digital.
Untuk media yang dicetak bisa berup buku, majalah, ataupun koran. Sedang untuk media digital, kita bisa membaca artikel-artikel yang tersebar di surat kabar hingga banyak lagi yang bisa kita nikmati di dunia maya.
Ada beberapa aplikasi yang dapat digunakan untuk membaca. Favorit saya adalah Quora. Di Quora, seseorang yang bertanya akan dijawab oleh orang lain, mulai dari pertanyaan yang nyeleneh hingga serius. Saya belajar banyak melalui aplikasi itu.
Yang menjadi persoalan adalah, seringkali kita tidak punya waktu untuk membaca. Itu persoalan konyol menurut saya. Kita seharusnya bisa meluangkan waktu untuk membaca, bukannya mencari waktu luang untuk membaca.
Ya, untuk beberapa orang yang super sibuk dan tidak punya banyak waktu luang, saya bisa memaklumi hal tersebut. Namun mereka yang tidak memiliki banyak kesibukan, terlebih di masa pandemi seperti ini, saya yakin pasti waktu luang untuk membaca tidaklah sedikit.
Mari sisihkan sedikit untuk membaca. Sembari menunggu antrean bakso, misalnya, kalian bisa browsing sebuah artikel untuk dibaca. Percayalah, suatu saat nanti, hasil bacaan kalian pasti akan bermanfaat.
Semua orang cerdas terlahir dari seorang pembaca. Saya yakin ungkapan tersebut tidaklah berlebihan, bahkan banyak sekali untuk sekadar dijadikan contoh.
Saya memiliki contoh yang cukup ekstrem. Perkenalkan, dia adalah Elon Musk, pendiri serta CEO SpaceX, sebuah industri dirgantara yang hobi meluncurkan roket. Dia juga mendirikan Tesla dan membuat mobil listrik. Pada masa mudanya, Musk bisa membaca 60 buku dalam sebulan. Luar biasa sekali!
Itu artinya, sehari dia menyelesaikan dua buku. Kita tentu akan sulit percaya akan hal ini. Ternyata, Musk menghabiskan lebih dari 10 jam dalam sehari. Dalam membaca, Musk tidak pilih-pilih. Dia membaca apa saja, mulai dari sains, biografi, bisnis, dan lain-lain.
Dengan kegemarannya yang demikian tinggi, saya tidak heran jika kemudian dia bisa begitu sukses, hingga masuk dalam jajaran 100 orang terkaya.
Membaca bukan sekadar aktivitas sepele. Membaca merupakan sebuah proses kecil untuk perubahan diri. Dengan membaca, kita sedikit demi sedikit akan menanam pundi-pundi pengetahuan dalam otak kita. Dan, tentu saja, itu akan menjadikan kita lebih cerdas setiap harinya. (*)
Muhammad Athiril Ardan,
Penulis adalah siswa MA NU Tasywiquth Thullab Salafiyah (TBS) Kudus dan bergiat di Majalah Ath – Thullab.