Belajar dari Pengelolaan Kas Masjid Baitussalam Kauman Jekulo

0
3734
Masjid Baitussalam Kauman Jekulo, Kudus

KUDUS, Suaranahdliyin.com – Pengelolaan keuangan masjid, masih menjadi salah satu problem bagi sebagian besar jamaah di berbagai daerah. Yang banyak terjadi ialah, menumpuknya kas dalam jumlah yang banyak, sehingga kemanfaatan amal berkurang.

Berpijak dari hal itu, Nadzir Masjid Jami’ Baitussalam, Kauman, Jekulo, Kudus, KH M Saiq Mahin, memiliki kebijakan berbeda. Yaitu dengan memaksimalkan keuangan masjid untuk mashalihul muslim (kebermanfaatan umat Islam).

“Praktik di Masjid Kauman Jekulo, kas itu memang kami jelaskan untuk mashalihul muslim, tidak sekadar untuk masjid,” terang Kiai Saiq kepada Suaranahdliyin.com, Rabu (27/04/22) lalu.

Jadi, jelasnya, ada dua jenis kotak amal. Yang satu untuk kebutuhan masjid, satunya lagi untuk kemaslahatan umat. Uang yang terkumpul di kotak amal masjid, disalurkan kepada dhuafa, yatim dan guru diniyah sekitar masjid. Biasanya dalam bentuk sembako dan tunai, setahun empat kali.

“Selain itu, nasjid juga memberikan bantuan pulsa listrik kepada musala atau pondok sekitar masjid, masing-masing Rp 100 ribu setiap bulan,” tuturnya.

Menurut Kiai Saiq, amal berupa infaq dari masyarakat, adalah amanah yang harus segera ditasharufkan supaya mashlahat. Apalagi masih banyak kaum muslimin yang membutuhkan, seperti kaum dhuafa dan anak yatim.

“Kalau tidak ada kebutuhan membangun, menumpuk kas masjid itu kurang bijak, karena masih banyak yang harus dibantu,” lanjut pengasuh Pondok Al-Yasir itu menambahkan.

Masjid, imbuh Kiai Saiq, adalah pusat kegiatan Islam. Maka sebisa mungkin juga harus bermanfaat untuk masyarakat sekitar. Supaya tidak ada kesan membebani masyarakat, karena menarik infaq terus tapi minim kegiatan pentasharufan.

“Kalau bisa, para tokoh masyarakat di desa-desa supaya mengajari praktik baik semacam itu, sehingga kas itu tidak sekadar untuk mewah-mewahan bangunan. Tapi memang benar-benar manfaat,” ungkapnya. (gie, farid/ adb)

Comments