
SIDOARJO, Suaranahdliyin.com – Perkembangan teknologi dan informasi yang semakin pesat memunculkan budaya baru di tengah masyarakat. Budaya digital dengan berbagai kecanggihannya juga merupakan perubahan budaya yang harus diterima.
Nahdlatul ulama adalah organisasi yang selalu adaptif terhadap adanya perubahan. Perubahan budaya dapat menjadi bagian dari dakwah NU untuk senantiasa mencintai agama dan budaya. Para pendahulu dan tokoh-tokoh NU selalu mengajarkan masyarakat untuk tidak pernah takut terhadap perubahan.
Demikian pidato yang disampaikan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Alissa Qotrunnada Munawaroh Rahman Wahid kepada ratusan ribu jamaah nahdliyin di depan Pendopo Kabupaten Sidoarjo sebelum membuka Karnaval Nusantara, Selasa siang (7/2/2023). Diketahui, karnaval nusantara ini menjadi bagian dari rangkaian kegiatan harlah 1 abad NU.
Putri sulung Gus Dur itu mengatakan, ulama NU mengajarkan untuk tetap mempertahankan tradisi yang baik. Namun juga berusaha mengambil hal yang baik dari kemajuan zaman.
” Tidak melupakan akar tradisi kita, tapi tidak juga tidak takut dengan modernitas,” kata Alissa.
Maka dari itu, pihaknya mengajak seluruh warga nahdliyin di mana saja untuk selalu mencitai agama, mencintai nusantara, mencintai tradisi dan budaya dunia.
“Hari ini kita akan menikmati sajian tradisi budaya dari kader-kader NU, banser, dan tari sufi yang memecahkan rekor dunia muri. Ini bukan untuk gaya-gayaan atau tontonan, tetapi sudah menjadi bagian dari dakwah kita,” tegasnya.
Karnaval Nusantara dengan tari sufi sepanjang 2 kilometer ini turut mendapat apresiasi dari Alissa Wahid. Berkat inisiasi Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali, tari sufi ini mendapat rekor dunia MURI sebagai tari sufi terpanjang dan terjauh.
“Apresiasi patut kita berikan kepada Gus Bupati atas inisiatifnya. Ini adalah budaya yang patut kita pertahankan dan perlu diikuti oleh daerah-daerah lainnya,” pesannya.
Karnaval nusantara ini akan start dari Alun-alun Sidoarjo menuju GOR Delta Sidoarjo dengan jarak sejauh 2 km. Tari sufi ini dipilih dalam karnaval nusantara perayaan harlah 1 abad NU berkat kekompakan dan keselarasan satu komando.
Sebagai informasi, karnaval nusantara ini dibuka oleh Alissa Wahid beserta jajaran pimpinan daerah Sidoarjo dengan memukul alat musik tradisional jimbe. Jumlah jimbe sebanyak 7 buah dipilih sebagai lambang peringatan 1 abad NU.(sim/adb)