Perkuat Literasi dan Numerasi, Ma’arif NU Jateng Kembali Galakkan Gerakan Literasi Ma’arif Plus

0
152
Ketua LP Ma’arif PWNU Jateng Fakhrudin Karmani melaunching GLM plus secara virtual kemarin.

SEMARANG,Suaranahdliyin.com – Lembaga Pendidikan Ma’arif NU PWNU Jawa Tengah menggalakkan kembali program Gerakan Literasi Ma’arif (GLM) Plus. Selasa (29/10/2024) kemarin, ketua LP Ma’arif PWNU Jateng Fakhrudin Karmani melaunching secara virtual program unggulan lembaga yang mengurusi pendidikan NU ini.

“Saya sangat mengapresiasi penyelenggaraan Pembukaan dan Launching Gerakan Literasi Ma’arif (GLM) Plus sebagai bagian dari program unggulan Lembaga Pendidikan Ma’arif NU PWNU Jawa Tengah periode 2024-2029,” katanya.

Fahrudin mengatakan Gerakan Literasi Ma’arif (GLM) Plus merupakan sebuah inisiatif yang diharapkan menjadi tonggak baru dalam menguatkan budaya literasi di lingkungan pendidikan Ma’arif NU Jawa Tengah. “Disebut GLM Plus karena di dalam GLM ini ditambahkan aspek numerasi, dan pendidikan inklusi,” kata Fakhrudin.

Gerakan ini, lanjut dia, bukan hanya sekadar upaya untuk meningkatkan kemampuan membaca dan menulis semata, tetapi juga untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis, bernalar logis, numerasi, penguatan pendidikan inklusi, dalam menghidupkan kesadaran kritis dan memperkaya wawasan keilmuan, keagamaan, serta kebangsaan di kalangan generasi muda kita dalam bingkai faham Ahlussunnah Waljamaah Annahdliyah.

“Gerakan Literasi Ma’arif (GLM) Plus diinisiasi dengan tujuan untuk menanamkan nilai-nilai keislaman ala Ahlussunnah waljamaah Annahdliyah, kebangsaan, dan kebudayaan yang menjadi landasan kita sebagai bagian dari Nahdlatul Ulama,”terangnya.

Dalam menghadapi tantangan globalisasi dan perkembangan teknologi, kata Fakhrudin, literasi menjadi kemampuan dasar yang sangat penting. “Bukan hanya literasi dalam artian membaca, tetapi juga literasi digital, literasi budaya,  literasi kebangsaan, literasi numerasi, dan pendidikan inklusi yang mampu menguatkan identitas kita sebagai generasi penerus bangsa yang berakar pada nilai-nilai Islam Ahlussunnah Waljamaah Annahdliyah,”jelas dia.

Pada tahun 2016, ungkap dia, riset tentang World’s Most Literate Nations Ranked yang dilakukan Central Connecticut State University menyatakan, Indonesia berada di posisi ke-60 dari 61 negara soal minat membaca.  “Institut Statistik UNESCO (UIS) menyebutkan tingkat literasi global pada kalangan usia 15 tahun ke atas pada 2021 sebesar 86,3 persen dan dari 208 negara yang disurvei, Indonesia menempati posisi ke-100 dengan tingkat literasi 95,44 persen atau lebih rendah dari Filipina (96,62 persen), Brunei (96,66 persen), dan Singapura (96,677 persen). Indonesia masih dalam posisi di bawah dari negara di Asia tersebut,” papar dia.

Di sisi lain, pihaknya juga menjelaskan Survei Programme for International Student Assessment (PISA) yang dilakukan oleh Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) pada tahun 2022 menempatkan bahwa Indonesia berada di peringkat 68 dengan skor matematika (379), sains (398) dan membaca (371) dengan kategori masih rendah.

“Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI tahun 2022 melaporkan nilai budaya literasi Indonesia sebesar 57,4 poin, naik 5,7% dibandingkan tahun sebelumnya. Meski demikian, nilai ini masih dinilai minim untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas,” lanjut dia.

Data BPS Jateng, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jateng tahun 2023 masih 73,39, naik 0,59 poin dari sebelumnya yang sebesar 72,80. “IPM Jateng masuk dalam kategori tinggi dan tidak ada daerah di Jateng yang berkategori rendah. Meski demikian, IPM Jateng masih perlu dinaikkan,”papar Fakhrudin.

Oleh karena itu, lanjutnya, pihaknya secara langsung diminta Ketua PWNU Jawa Tengah KH. Abdul Ghafar Rozin untuk meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi. “Maka, GLM ini harus dijalankan serius, selain literasi dan numerasi sebagai gerakan yang masif seperti ini, namun perlu juga literasi dan numerasi dikuatkan sebagai kompetensi guru dan siswa, karena intinya ada pada kesuksesan belajar siswa,” jelasnya.

Usai launching program GLM Plus, dilanjutkan dengan pemutaran video GLM yang diikuti lebih dari 150 peserta secara virtual tersebut. Mereka terdiri atas guru, kepala madrasah, kepala sekolah, dan pelajar Ma’arif NU se Jawa Tengah.(rls/adb)

Comments