‘’Mencipta’’ Ulama Itu Susah

0
1567
Mubarok Food Kudus, Bupati Kudus H. M. Tamzil, KH. Ahmad Hamdani, Ketua Majelis Ulama Indonesia, MUI, H. Noor Badi, Kemenag Kudus, H. M. Hilmy,

KUDUS, Suaranahdliyin.com – Jum’at (10/5/2019) sore, di kompleks Mubarok Food Kudus, puluhan kiai nampak telah hadir. Sebagian langsung menuju Aula (Ruang Pertemuan). Lainnya, nampk masih ada yang berbincang di halaman, menunggu dimulainya acara.

Tak berselang lama, Bupati H. M. Tamzil datang. Kehadiran orang nomor satu di Kota Kretek tersebut, disambut antara lain KH. Ahmad Hamdani (Ketua Majelis Ulama Indonesia/ MUI Kudus), H. Noor Badi (Kepala Kemenag Kudus), H. M. Hilmy (Direktur Utama Mubarok Food) dan lainnya.

H. M. Tamzil pun langsung menuju Aula Mubarok, dan acara silaturahim MUI Kabupaten Kudus yang dirangkai dengan ‘’bedah buku’’ Jejak Ulama Nusantara dan buka bersama segera dilangsungkan.

Nampak hadir di tengah-tengah acara, antara lain Prof. H. Muslim A. Kader (sesepuh NU Kudus), AKBP Saptono SIK MH (Kepala Polres Kudus), Dr. Suparnyo SH. MS. (Rektor Universitas Muria Kudus/ UMK), Dr. Subarkah SH. M.Hum (Wakil Rektor IV UMK), Dr. H. Mundakir M.Ag (Rektor IAIN Kudus), Kiai Sya’roni Suyanto (Ketua LazisNU Kudus), dan Kiai Salim M.Pd (pendidik Madrasah TBS Kudus).

‘’Sore hari ini, kita bersilaturahim untuk mengingat-ingat bahwa mengkader ulama itu susah. Kalau mencetak sarjana, setiap tahun banyak,’’ ujar KH. Ahmad Hamdani dalam sambutannya di acara yang difasilitasi Mubarok Food itu.

Dikatakan oleh KH. Ahmad Hamdani, silaturahim ini dimaksudkan agar selalu memiliki rasa tanggung jawab untuk mencetak kader – kaer ulama. ‘’Ulama, akhir – akhir ini menjadi makhluk langka, jika merujuk pada arti ulama sejati,’’ ungkapnya.

Kriteria ulama, menurut Syaikh Abdul Qodir al-Jilani antara lain memiliki ilmu, punya kebijakan, serta memiliki ilmu sosial tinggi sehingga bisa mengatur masyarakat. ‘’Sedang ulama menurut Imam al-Ghazali, salah satunya adalah paham betul soal kemaslahatan umat,’’ paparnya.

Sedang dalam al-Quran, minimal ada empat terminologi yang digunakan untuk menyebut ulama. Yaitu kata ‘ulama’ sendiri, lalu ahlu al-dzikr, rabbaniyyin dan ulul albab. ‘’Masing-masing mempunyai makna yang menjadi tugas dan peran ulama,’’ urai KH. Ahmad Hamdani. (ros/ rid, gie, adb)

Comments